Nyla

Sejak kecil Nyla memendam cita-cita menjadi pemain bola profesional mengikuti jejak almarhum ayahnya yang juga pesepakbola handal. Namun sayang, ibunya tidak mengijinkan Nyla bermain bola. Bahkan mengharuskannya menenun sebagaimana tradisi perempuan Sumba selain karena juga didasari ketakutan  kehilangan Nyla sejak kematian suaminya. Dalam memperjuangkan mimpinya, Nyla berusaha mendapat restu  ibunda. Dengan tetap menenun sambil melakukan pekerjaan rumah selayaknya perempuan, Nyla diam-diam berlatih bersama tim perempuan Sumba yang tengah berusaha mengikuti seleksi Liga Pelajar di Jakarta. Melalui berbagai rintangan, akhirnya Nyla bergabung dengan tim yang lolos seleksi mewakili Sumba mengikuti pertandingan di Jakarta. Terlebih lagi,Pak Garda pelatih mereka mencoba cara baru memadukan prinsip menenun dalam latihannya. Kegigihan ini membuahkan hasil. Berbekal  restu mereka bertolak ke Jakarta. Meski kalah dalam pertandingan, tetapi semangat persatuan dan perjuangan mereka telah mengukir prestasi tersendiri bagi masyarakat Sumba. Terlebih Nyla yang akhirnya bisa bergabung dalam tim sepak bola profesional.