Indonesian Screen Awards
The Ballads of Roy
119 minutes | 2021 | Indonesia | Narrative
Indonesia | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | TUE 29 NOV | 19:15
XXI 3 | WED 30 NOV | 17:15
Sinopsis
Roy selalu menjadi pusat perhatian. Ia berbeda dari laki-laki kebanyakan dan hal itu membuatnya disukai oleh banyak sekali perempuan di sekolahnya. Tapi hanya Ani, gadis manis yang juga dikejar Dullah sang penguasa sekolah, yang bisa merebut hatinya. Perseteruannya dengan Dullah yang merasa terancam dengan kehadiran Roy, berujung pada kematian Joe. Sepeninggal Joe, Roy memiliki dua orang sahabat, Andi dan Toni, yang berkubu dengannya melawan kubu Dullah. Tapi karena suatu musibah, Andi meninggal dunia dan Toni harus pindah ke kota lain untuk berobat. Kembali sendiri tanpa sahabat, Ani menjadi satu-satunya tempat ia berlabuh. Tapi karena ulah Dullah yang membeberkan aib keluarga Roy, orang tua Ani pun melarang hubungan mereka. Roy yang terpuruk, melarikan diri ke balap liar.
Sutradara
Fajar Nugros
Filmografi
2022
Srimulat: Hil yang Mustahal
2013
Cinta Brontosaurus
Produksi
IDN Pictures
Kontak:
hello@idnpictures.com
Profil Sutradara

Fajar Nugros
Fajar Nugros adalah Sutradara Film Indonesia dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Fajar saat ini sedang menyelesaikan filmnya dengan IDN Pictures berjudul “Srimulat”, film komedi biografi yang diangkat dari grup komedi legendaris Indonesia, dan ""Inang"", film thriller psikologis yang merupakan film horor pertamanya. “Balada si Roy” merupakan adaptasi dari novel fenomenal era 80-an. Semua filmnya memiliki perspektif sosio-realistis masyarakat Indonesia masa kini. Saat ini, ia memimpin IDN Pictures bersama Susanti Dewi, Produser Film, setelah perusahaan film mereka IDN Media mengakuisisi Demi Istri Production pada April 2020.

Sound from the Sea
100 minutes | 2021 | Indonesia | Narrative
Indonesian | sub. Bahasa Indonesia | 13+

Jadwal
XXI 4 | WED 30 NOV | 12:15
XXI 3 | FRI 2 DEC | 17:30
Sinopsis
Huda, seorang pencuri ikan di pelelangan ikan, memutuskan untuk meninggalkan rumah karena ibunya meninggal dan perilaku kasar ayahnya yang alkoholik. Kerasnya kehidupan di tempat pelelangan membuat Huda ingin mewujudkan mimpinya menangkap ikan emas di laut. Dia mendapat tuntunan dari mimpinya.
Sri, seorang kolektor ikan yang akrab dengan Huda menganggap ‘ikan emas’ itu hanyalah mitos. Namun, Huda semakin yakin jika berhasil menangkap ikan emas, hidupnya akan lebih bahagia. Huda mencoba segala kemungkinan. Sayangnya, semua orang dewasa di sekitarnya, termasuk ayahnya sendiri, tidak peduli dengan keinginannya. Huda benar-benar frustasi. Pada akhirnya, Huda harus memilih, apakah bertahan di tempat pelelangan ikan dengan sedikit harapan atau pergi mencari ikan emas itu dengan putus asa.
Sutradara
Khusnul Khitam
Produksi
Aksa Bumi Langit
Kontak:
info@aksabumilangit.co.id
Profil Sutradara

Khusnul Khitam
Khusnul Khitam lahir pada tahun 1982. Ketertarikannya pada dunia perfilman dimulai sejak kecil, ia sering menonton film bersama ayahnya. Dia membuat film pendek pertamanya pada usia 20 menggunakan kamera lama pinjaman dari seorang teman ketika dia masih kuliah. “Debt”, “Ramadhan Charity Box”, “Tikus” adalah beberapa film pendek yang ia tulis dan sutradarai. Film dokumenter panjang pertamanya, “Pulejajar”, diputar di Festival Film Dokumenter-FFD dan WaterDocs International film festival. “Alang-alang (Suara Dari Laut)” adalah film panjang pertamanya yang direkam di kampung halamannya di pantai utara Pulau Jawa dengan menggunakan aktor non-profesional sebagai karakter utama.

The Portrait of a Nightmare
84 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative
Indonesia | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | SUN 27 NOV | 15:30
XXI 3 | MON 28 NOV | 20:45
Sinopsis
Hujan, seorang perempuan muda yang memiliki trauma, bertemu dengan seniman jalanan bernama Bayu, takdir mereka terjalin karena dihantui oleh mimpi buruk yang sama, yang menghubungkan mereka pada masa lalu mereka masing-masing.
Sutradara
Ismail Basbeth
Filmografi
2017
Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran
2015
Another Trip to the Moon
Produksi
Matta Cinema, Umbara Brothers Film in co-production with Liquid Production, Focused Equipment
Kontak:
basbeth@mattacinema.com
Profil Sutradara

Ismail Basbeth
Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia pada tahun 1985. Dia adalah pembuat film otodidak, artis, penulis dan penyanyi-penulis lagu, alumni Berlinale Talent Campus di Jerman dan Asian Film Academy di Korea Selatan di mana dia memenangkan Dana Beasiswa BFC & SHOCS. Sejak tahun 2005 berkecimpung di dunia perfilman kemudian memproduksi dan menyutradarai berbagai film pendek dan film layar lebar yang menjadi sorotan di berbagai festival film bergengsi nasional dan internasional. Dia adalah produser dan pendiri Matta Cinema, sebuah rumah produksi alternatif yang berfokus pada produksi film artistik berbasis penonton dengan bekerja sama dengan sutradara unik dan kreatif untuk penonton global. Ia juga seorang produser, seniman dan pendiri Bosan Berisik Lab, sebuah yayasan nirlaba berbentuk laboratorium antar disiplin ilmu yang memberdayakan para pembuat film, seniman, dan penulis muda untuk menciptakan karya kreatif dan eksperimental di berbagai media. Ruang Basbeth adalah perusahaan penerbitannya sekaligus ruang pribadinya dalam mengeksplorasi penulisan bebas, narasi dan penceritaan dalam konteks kegiatan sosial dan budaya sebagai seniman, pembuat film, penulis dan penyanyi-penulis lagu.

Sahara
65 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative | Indonesia | sub. English & Bahasa Indonesia | 13+

Jadwal
XXI 4 | TUE 29 NOV | 13:00
XXI 3 | WED 30 NOV | 15:15
World Premiere
Sinopsis
Rian harus melepaskan Sahara, sapi peliharaan kesayangannya karena hutang mendiang ayahnya. Sahara adalah satu-satunya aset mereka bagi keluarga mereka untuk melanjutkan hidup di rumah mereka saat ini.
Sahara kemudian dijual kepada Pak Sulaiman, seorang pengusaha kaya di kota, yang menyuruh Rian untuk menjaga Sahara sebelum hajatan yang akan diadakan.
Namun, di suatu pagi, Sahara hilang! Rian dan keempat temannya, Bahar, Ayos, Marni, dan Jodi memulai perjalanan mereka untuk mencari Sahara.
Sutradara
Zhaddam Aldhy Nurdin
Filmografi
2020
LPGW (short)
2020
Adam (Far Away from the Memory) (Short)
Produksi
Flood Media
Waesinema
Kontak:
infosuratwae@gmail.com
Profil Sutradara

Zhaddam Aldhy Nurdin
Zhaddam Aldhy Nurdin adalah seorang produser dan sutradara film, serta pendiri dan CEO Waesinema, sebuah lab produksi dan kreatif film independen di Makassar. Ia adalah alumni Makassar Seascreen Academy dan Institut Seni Indonesia - Makassar, jurusan Film dan Televisi. Zhaddam Aldhy Nurdin telah menggarap beberapa film pendek sebagai produser, sutradara, dan penulis skenario. Film-filmnya telah diputar di Short Film Festival,Spain Moving Images Festival 2020, dan Sundance Film Festival. Ia memenangkan Penghargaan Orizzonti untuk Film Pendek Terbaik di Venice La Biennale pada 2018.

Orpa
99 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative |
Indonesian | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | SUN 27 NOV | 20:00
XXI 3 | MON 28 NOV | 15:00
World Premiere
Sinopsis
Orpa (16) adalah seorang gadis Papua kutu buku yang akan dinikahkan dengan seorang pria kaya dari Jayapura oleh ayahnya. Menolak menerima nasibnya menjadi ibu rumah tangga yang patuh, dia memilih untuk melarikan diri pada suatu malam, mengikuti ambisinya bersekolah di Wamena, di mana dia berharap dapat belajar lebih banyak tentang khasiat obat dari tanaman Papua. Di perjalanan, ia bertemu dengan Ryan (28), seseorang yang ingin menjadi musisi asal Jakarta yang setuju untuk membawanya ke Wamena. Perjalanan mereka dirundung kesulitan karena mereka dikejar oleh ayah Orpa dan penduduk setempat yang menuduh Ryan melarikan diri dari pembunuhan.
Sutradara
Theo Rumansara
Produksi
QUN films
Kontak:
danihuda@qunfilms.com
Profil Sutradara

Theo Rumansara
Theo Rumansara lahir pada 23 September 1989 di Biak, Papua. Sebagai putra seorang diplomat, ia menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri, tinggal di negara-negara seperti Belanda, Filipina, dan Australia.
Theo turut mendirikan grup rap lokal, Waena's Finest. Dia telah menerbitkan tiga mixtape, dan lagunya yang paling populer, "Suara Hati Part 2," telah ditonton lebih dari satu juta kali di YouTube. Pada tahun 2020, ia memenangkan Jendela Papua, program pencarian bakat dan lab pembuatan film, yang membuatnya selangkah lebih dekat untuk menjadi sutradara film pertamanya, "Orpa". Ia bercita-cita untuk membuat film-film yang menggugah pemikiran yang menyoroti kisah-kisah relevan, khususnya tentang Papua.

Stealing Raden Saleh
154 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative
Indonesian | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | TUE 29 NOV | 16:00
XXI 3 | THU 1 DEC | 12:15
Sinopsis
Enam mahasiswa yang memiliki keahlian khusus (Si Pelukis, Si Mastermind, Si Barbar, Si Negosiator, Si Serba Bisa, Si Sopir) terpaksa menjalankan rencana untuk mencuri lukisan asli Raden Saleh atas permintaan seorang penjahat yang sakti demi imbalan yang besar. Ia mengkhianati mereka dengan menjadikan mereka buronan. Keenam pemuda ini bertekad membalas dendam dengan mencuri lukisan Raden Saleh dari rumah markas penjahat itu untuk memulihkan nama baik mereka.
Sutradara
Angga Dwimas Sasongko
Filmografi
2016
Surat dari Praha
2015
Filosofi Kopi
Produksi
Visinema
Kontak:
putro@visinemapictures.com
Profil Sutradara

Angga Dwimas Sasongko
Angga Sasongko adalah seorang sutradara dan produser film yang produktif, sekaligus pendiri dan pemimpin Visinema. Selama 12 tahun di bawah kepemimpinan Angga yang visioner, Visinema telah membuat kesan yang cukup besar di industri film Indonesia dengan memenangkan berbagai penghargaan dan pengakuan, salah satunya adalah Film Terbaik di Festival Film Indonesia serta penghargaan bergengsi lainnya. Visinema kini memiliki kapabilitas produksi yang mencakup seluruh lini rantai pasokan end-to-end, termasuk pengembangan konten, platform distribusi, dan konsumen ritel.
Angga juga dikenal sebagai aktivis dan seniman yang vokal dan berpengaruh. Dengan repertoar pembuatan filmnya, Angga mengangkat isu-isu tentang HAM, mulai dari konflik agama di Maluku, pengasingan politik, hingga konflik agraria dalam film ikoniknya, "Filosofi Kopi".

History of Untellable Tales
79 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative
Indonesian | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | THU 1 DEC | 18:15
XXI 3 | THU 2 DEC | 15:15
Sinopsis
Seorang nenek memutuskan untuk menjadi pertapa di tengah hutan. Pada suatu hari, datanglah anak dan cucunya berkunjung. Si cucu yang berumur 3,5 tahun tak ingin pulang dan ingin tetap bersama nenek tinggal dan bermain di tengah hutan. Hari demi hari mereka lalui bersama, sampai akhirnya Sang cucu memasuki area terlarang di dalam hutan yang membuatnya kesulitan menemukan jalan pulang. Sang nenek gagal menemukan cucunya dan ia memutuskan untuk melanjutkan samadi. Setelah bertemu makhluk penunggu hutan yang sedang menjalankan sebuah ritus, si cucu berhasil menemukan arah pulang dengan mengikuti anak anjing yang menuntunnya untuk kembali bertemu dengan nenek. Sayangnya, kali ini neneknya tak pernah bangun lagi dari samadi.
Director
BW Purbanegara
Director’s Filmography
2022
Romantik Problematik
2016
Ziarah
Production Company
Purbanegara Film
Contact:
kolaborasibagus@gmail.com
Profil Sutradara

BW Purbanegara
BW Purbanegara adalah lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan sineas yang belajar secara otodidak. Film dokumenter pendeknya "Musafir" ditayangkan perdana di Berlinale 2009. Film fiksi pendeknya ""Bermula Dari A"" (2011), ditayangkan perdana di festival film Internasional Busan, festival film pendek internasional Clermont-ferrand, serta memenangkan Penghargaan Film Pendek Terbaik di Festival Film Internasional Meridian Pasifik untuk negara-negara Asia Pasifik di Vladivostok Rusia. Selain itu ia juga memenangkan penghargaan Film Pendek Terbaik di Festival Film Internasional Hanoi, dan juga dianugerahi penghargaan piala citra untuk film pendek terbaik di Festival Film Indonesia 2011. Film panjang pertamanya ""Tale of the Otherwords (2017) memenangkan Penghargaan Skenario Terbaik dan Special Jury Award di ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA), dan Official Selection di Singapore International Film Festival (SGIFF).

Galang
103 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative
Indonesia | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | THU 1 DEC | 20:15
XXI 3 | FRI 2 DEC | 12:30
Sinopsis
Setelah meninggalkan dan kehilangan saudara perempuannya dalam kerusuhan yang terjadi di sebuah konser musik underground, seorang anak laki-laki mencoba bergabung dengan kelompok itu untuk mencari alasan dan jawaban atas kesalahannya.
Sutradara
Adriyanto Dewo
Filmografi 2019 Mudik
2014 Tabula Rasa
Produksi Rich Music & Swan Studio
Kontak: adriyantowd@gmail.com |
Profil Sutradara

Adriyanto Dewo
Adriyanto Dewo membuat film pendek pertamanya pada tahun 2008. Sejak itu, ia telah membuat sejumlah film pendek, termasuk "Menunggu Warna" (2011) yang memenangkan penghargaan film pendek terbaik di Hanoi International Film Festival. Film panjang pertamanya, "Tabula Rasa" (2014) telah diputar di banyak festival film, termasuk Shanghai International Film Festival. Ia juga dinobatkan menjadi Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2014. Pada tahun 2016, ia menulis film panjang keduanya, "Mudik/Homecoming" (2019), yang tayang perdana di Macau International Film Festival 2019 di kategori Kompetisi Internasional dan memenangkan penghargaan kategori Skenario Terbaik di Piala Citra FFI 2020.

The Exiles
119 minutes | 2022 | Indonesia | Documentary Indonesia | sub. English | 13+

Jadwal
XXI 3 | SUN 27 NOV | 13:00
XXI 3 | MON 28 NOV | 17:30
World Premiere
Sinopsis
Di masa perang dingin tahun 1960an, banyak peristiwa politik yang mengubah nasib banyak orang. Beberapa mahasiswa yang dikirim belajar oleh pemerintah Indonesia ke Uni Soviet (Rusia) dan Tiongkok akhirnya tak bisa pulang ke Indonesia setelah peristiwa 1965. Terdampar dan melintasi berbagai Negara dengan tanpa status, mencari negara yang mau menampung mereka. Mereka putus kontak dengan keluarga di Indonesia yang juga menjadi korban perubahan politik. Mereka dan kisah lainnya bercerita tentang keinginan untuk mencari jalan pulang yang tak pernah padam. Mereka mewakili ribuan orang yang senasib dan sudah berguguran dimana-mana. Suara-suara mereka menjadi saksi monumen kekerasan yang masih hidup, bertahan dan terwariskan.
Sutradara
Lola Amaria
Filmografi
2010
Sunday Morning in Victoria Park
2006
Betina
Produksi
Lola Amaria Production
Kontak:
eksildokumenter@gmail.com
Profil Sutradara

Lola Amaria
Di masa perang dingin tahun 1960an, banyak peristiwa politik yang mengubah nasib banyak orang. Beberapa mahasiswa yang dikirim belajar oleh pemerintah Indonesia ke Uni Soviet (Rusia) dan Tiongkok akhirnya tak bisa pulang ke Indonesia setelah peristiwa 1965. Terdampar dan melintasi berbagai Negara dengan tanpa status, mencari negara yang mau menampung mereka. Mereka putus kontak dengan keluarga di Indonesia yang juga menjadi korban perubahan politik. Mereka dan kisah lainnya bercerita tentang keinginan untuk mencari jalan pulang yang tak pernah padam. Mereka mewakili ribuan orang yang senasib dan sudah berguguran dimana-mana. Suara-suara mereka menjadi saksi monumen kekerasan yang masih hidup, bertahan dan terwariskan.
