Menumbuhkan Harapan Di Tengah Zaman Yang Gelisah
Alexander Matius
Direktur Program
Tahun ini, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) hadir dengan tema Metanoia, sebuah tawaran konsep yang merangkum kekuatan transformatif yang melekat dalam setiap kisah yang diceritakan. Metanoia adalah upaya pengubahan mendalam dari cara kita melihat dunia dan diri sendiri, sebuah proses di mana sinema menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, sekarang, dan masa depan. Seperti yang kita sudah tahu bahwa hidup hanya dapat dipahami karena masa lalu tapi harus berjalan untuk masa depan. JAFF adalah ruang merayakan pencarian-pencarian akan keaslian di tengah kompleksitas kehidupan, sekaligus menawarkan harapan – bahwa melalui cerita dengan bentuk-bentuk yang beragam, kita dapat membentuk masa depan yang baik.
Dunia tidak baik-baik saja dan mulai memasuki zaman yang menjadi perlahan tegang. Upaya-upaya penjajahan masih terus berlangsung dan merdeka menjadi perjuangan yang panjang. Iklim semakin panas terbakar diabaikan oleh atas nama kekudusan ekonomi. Masa depan yang pesimis dan orang-orang yang hanya belajar dari masa lalu untuk mencapai kehilangan kompas moral alih-alih memperbaiki yang besar. Film memberikan cermin dan menawarkan makna-makna baru di tengah-tengah kerumitan dunia ini. Lewat keragaman film yang ditampilkan dalam JAFF, kita melihat dunia dengan sudut pandang yang berbeda walau dalam satu wilayah regional yang menimbulkan kesamaan-kesamaan kecil hingga besar sehingga opsi-opsi solusi masih mungkin terus untuk dijajaki
Untuk edisi tahun ini, kami mendapatkan jumlah pendaftar yang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya dan masih mendapatkan kesempatan dan bantuan untuk menghadiri beberapa festival-festival dunia sebagai upaya pencarian. Hampir semua bagian program yang sudah kokoh kami lanjutkan. Kami mengubah penamaan program “Classic” menjadi “Rewind” sebagai catatan bahwa rentang periode tahun film yang dirilis menjadi tidak terlampau jauh mengingat Indonesia belum memiliki budaya yang luas untuk sebuah pemutaran reguler lintas negara yang beragam. Kami juga mencoba bereksperimen di beberapa titik untuk memperbanyak jumlah film dengan konsekuensi membatasi jumlah pemutaran per filmnya. Edisi tahun ini juga kami mengundang secara khusus sutradara, penulis dan produser Tsai Ming-liang. Tsai merupakan tokoh sinema kontemporer yang berpengaruh, terutama dalam gelombang baru sinema Taiwan.
Satu hal penting yang perlu dicatat dari edisi tahun ini adalah terbatasnya film Indonesia yang setidaknya mendekati batas-batas wilayah artistik festival. Meskipun tahun ini ada dua film Indonesia yang berada di kompetisi utama, akan tetapi menjadi sangat terbatas untuk ragam program lainnya. Hal ini bisa dipandang secara cepat sebagai berikut: sedikitnya film yang memang rilis di sekitaran waktu festival dan kalender promosi yang dipasang oleh film-film tersebut tidak tepat jika ditayangkan berjauhan hari atau film Indonesia mulai memasuki masa-masa dimana kacamata keuangan menjadi terlalu dominan dibandingkan gagasan artistiknya sehingga apa yang terjadi adalah cerita hanyalah sebuah hal yang diada-adakan dan sinematik bukanlah bagian lagi di dalamnya. Apabila yang kedua ternyata benar, maka bisa jadi ini menjadi sebuah kewaspadaan akan hadirnya kejenuhan demi kejenuhan.
Festival bukan hanya soal tontonan, tetapi juga tentang pertemuan – antara penonton dan pembuat film, antara masa lalu dan masa depan, antara harapan dan ketakutan. Beberapa pembuat film dari dalam dan luar negeri akan hadir untuk sesi tanya jawab dengan penonton. Begitu pula ada Special Program berupa diskusi dan kegiatan-kegiatan belajar sebagai bentuk pertukaran ilmu dan regenerasi pengetahuan. Kami ingin festival ini menjadi ruang di mana ide-ide dan perspektif bertemu, di mana setiap orang merasa mendengar dan didengar, di mana transformasi bisa terjadi yang dimulai dari cara kita memahami diri dan orang lain secara langsung atau tidak langsung, termasuk film, yang bahkan dimulai dari papasan singkat atau obrolan sederhana di sudut-sudut ruang festival.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami, mulai dari pembiayaan kesempatan berjejaring di festival luar negeri dan mewujudkan festival ini tetap berlangsung dan bertumbuh, kepada semua pembuat film yang telah mendaftar dan mempercayakan karya mereka kepada kami, kepada para mitra yang memungkinkan festival ini terlaksana, dan tentu saja kepada Anda – penonton yang datang dengan hati terbuka dan pikiran siap menerima. Kami berharap JAFF menjadi pengalaman transformatif, di mana setiap film menjadi sahabat perjalanan Anda menuju pemahaman yang lebih baik tentang banyak hal, termasuk diri sendiri. Dalam setiap layar, kami berharap Anda akan menemukan diri Anda yang mungkin telah lama hilang atau bersembunyi menunggu waktu yang tepat dan melalui kekuatan sinema Asia yang dihadirkan dalam JAFF ke-19 tahun ini, kami berharap Anda membawa pulang bukan hanya kenangan, tetapi juga harapan akan masa depan yang lebih baik.
Selamat berfestival.