Hanoman Awards
Hanoman Awards is a feature-length competitive program for established directors and upcoming young talent who hold the future of Asian cinema. The first winner will be awarded a Golden Hanoman and runner-up will be awarded a Silver Hanoman.
Kristy Matheson
Kristy Matheson adalah Direktur BFI London Film Festival. Baru-baru ini, dia menjabat sebagai Direktur Kreatif Edinburgh International Film Festival dan sebelum pindah ke Inggris pada tahun 2021, Kristy menjabat sebagai Direktur Film di ACMI, museum nasional Australia untuk budaya layar. Sebelum bergabung dengan Tim Eksekutif ACMI, Kristy bekerja di Sydney Festival Film, Dendy Films, dan Brisbane International Film Festival. Dia juga pernah menjadi anggota Tim Tugas Screen Australia’s Gender Matters, sebagai penerima Natalie Miller Fellowship dan anggota juri BAFTA's Outstanding Debut by a British Writer, Director, or Producer.
Mandy Marahimin
Mandy Marahimin mulai berkarir di dunia film pada tahun 2000 sebagai publisis untuk film "Ada Apa dengan Cinta? (yang memegang rekor film Indonesia terlaris selama 6 tahun, dan melambungkan banyak aktor dan aktris muda menjadi bintang). Sejak saat itu, ia bekerja sebagai publisis, line producer, dan produser, sebelum akhirnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan produksinya sendiri pada tahun 2013, bernama Talamedia (sebelumnya Tanakhir Films). Dengan perusahaan produksinya saat ini, ia telah memproduksi film panjang, film dokumenter, dan film pendek. Pada tahun 2013, ia juga diundang untuk menjadi peserta Rotterdam Lab. Saat ini ia telah memproduksi lebih dari 15 film.
Ia telah memproduseri, antara lain, film dokumenter pendek "A Man with 12 Wives" (disutradarai oleh Tonny Trimarsanto) yang tayang di NHK World, film pendek berjudul "Day 3" (disutradarai oleh Sigi Wimala) yang tayang di Astro Malaysia, dan film panjang dokumenter berjudul "Islands of Faith" (disutradarai oleh Chairun Nissa) yang telah diakuisisi oleh Netflix. Film pendek terbarunya, "The Sea Calls for Me" (disutradarai oleh Tumpal Tampubolon), memenangkan Film Pendek Asia Terbaik dari Busan International Film Festival, dan penghargaan kategori Film Pendek Terbaik dari Festival Film Indonesia (penghargaan film paling bergengsi di Indonesia).
Ia juga aktif sebagai direktur program untuk serangkaian film dokumenter sejarah pendek berjudul Buried Chapters, yang memproduksi film tentang sejarah tersembunyi di Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai direktur eksekutif sementara di In-Docs.
Park Ki Yong
Park Ki Yong, lahir pada tahun 1961 di Korea Selatan, memulai karir filmnya setelah lulus dari Korean Academy of Film Arts (KAFA) pada tahun 1987. Ia menjadi produser untuk film To the Starry Island (1993) karya Park Kwang-su dan film dokumenter Tony Rayns, Jang Sun-woo Variations (2000). Film-filmnya sebagai penulis dan sutradara, Motel Cactus (1997) dan Camels (2001), telah memenangkan banyak penghargaan.
Saat memimpin KAFA dari tahun 2001 hingga 2009, ia memulai "rogram produksi film layar lebar dan animasi" yang membantu mengubah institusi tersebut menjadi sekolah film kelas dunia. Dia juga memprakarsai Asian Film Academy (AFA), dan ikut mendirikan Festival Film Cinema Digital Seoul (CinDi).
NETPAC Awards
NETPAC Awards aims to read the diverse Asian perspectives from the first or second work of directors who hold the future of Asian cinema.
June Kim
June Kim adalah seorang kurator film dan penerjemah Bahasa Korea ke Bahasa Inggris yang tinggal di Toronto dan Seoul. Setelah menyelesaikan studinya di bidang perfilman di University of Toronto, ia bekerja di berbagai cabang industri film, termasuk festival film, produksi, dan pers. Saat ini ia tengah menyusun program film untuk Toronto International Film Festival, Udine Far East Film Festival, dan Toronto Reel Asian International Film Festival yang berfokus pada Asia Timur dan Asia Tenggara.
Martika Ramirez Escobar
Martika Ramirez Escobar adalah sineas asal Manila yang dikenal dengan film-film pendeknya yang eksentrik dan film debutnya yang memenangkan penghargaan Sundance, "Leonor Will Never Die" (2022). Ia telah berpartisipasi dalam program-program film ternama seperti Asian Film Academy, Berlinale Talents, dan Talents Tokyo. Martika, lulusan University of the Philippines, yang juga bekerja sebagai sinematografer dan mentor bagi para calon sineas melalui berbagai lokakarya.
Ugoran Prasad
Ugoran Prasad adalah seorang fiksionis, dramaturg, dan akademisi pertunjukan. Salah satu Associate Artistic Director Teater Garasi/Garasi Performance Institute (Yogyakarta) ini menulis fiksi untuk ragam medium cetak namun lebih banyak lagi untuk medium pertunjukan. Kandidat Ph.D. bidang Theatre and Performance di the Graduate Center, City University of New York ini menggagas dan memimpin OpenLab, suatu program pertukaran pengetahuan pertunjukan berdasar dramaturgi-kembangan dan praktik sosial. Di luar itu semua, ia juga masih tetap bertugas sebagai penulis lirik dan penampil untuk sebuah kolektif modern-rock, Majelis Lidah Berduri.
Blencong Award
This is an in-competition program for Asian short films that will be eligible to compete for Blencong Awards for the best Asian shorts.
Kyoko Dan
Kyoko Dan selama hampir 35 tahun di Jepang telah menggeluti dunia perfilman Asia, terutama film Korea, Taiwan, Cina, Iran, India, sebagai distributor, humas, konsultan bisnis film, koordinator berbagai program pemutaran film Asia dan lain-lain. Selain itu, dia juga bekerja sebagai kurator untuk program pemutaran film-film sinema dunia, film klasik India, film modern India, film Asia Tengah, dan sebagainya di Museum Nasional Etnologi, Osaka, Jepang. Dia adalah delegasi untuk Shanghai IFF yang membawa film-film Asia Selatan, Asia Tengah dan Timur Tengah, penasihat untuk Busan IFF dan anggota komite Asian Film Award.
Ryan Adriandhy
Ryan Adriandhy adalah seorang filmmaker dan animator asal Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk studi S2 Film and Animation di Rochester Institute of Technology (RIT), Amerika Serikat. Prognosis (2019) adalah film animasi pendek ketiganya setelah film animasi 30 detik Ben’s Big Debate (2015) dan animasi puisi anak The Midnight Plea of Gerry McGee (2016). Sebelum menekuni animasi, Ryan sempat berkecimpung di industri kreatif sebagai komika dan illustrator. Sekarang dia sedang mempersiapkan film panjang animasi pertamanya, Jumbo.
Sal Priadi
Salmantyo Ashrizky Priadi atau akrab disapa Sal Priadi adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan aktor asal Malang, Jawa Timur. Sal Priadi telah menghasilkan album, EP dan single sepanjang tahun 2018-2023. Karya-karyanya berhasil masuk nominasi di berbagai kategori di AMI Awards selama 5 tahun berturut-turut sejak debutnya dan album pertamanya Berhati, dianugerahi penghargaan sebagai Asia Best Album of the Year 2020 oleh NME ASIA.
Penampilannya dapat disaksikan dalam film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas'. Penampilan transformatif Sal Priadi sebagai Tokek membuatnya memenangkan Penghargaan Aktor Film Indonesia untuk Aktor/Aktris Baru Terbaik pada tahun 2022. Sal Priadi baru-baru ini membintangi '24 Jam Bersama Gaspar' dan memproduseri 'Ambilkan Bintang', sebuah OST untuk film 'Autobiografi'.
Melalui karyanya, Sal Priadi terus bereksperimen dengan medium yang ada dan mencoba menerjemahkan karya seninya dalam berbagai bentuk.
Indonesian Screen Awards
This is a feature-length competitive program of the Jogja-NETPAC Asian Film Festival for established filmmakers and upcoming young talent who hold the future of Indonesian cinema. This section will have 5 awards; Best Film, Best Director, Best Storytelling, Best Cinematography, and Best Performance.
Kamiya Naoki
Lahir pada tahun 1976. Mulai terlibat dengan TOKYO FILMeX sejak edisi pertama pada tahun 2000 ketika sedang menempuh pendidikan pascasarjana. Sejak edisi kedua, dia memilih film-film dan mengundang tamu sebagai staf pemrograman. Ia meninggalkan festival tersebut pada bulan Oktober 2019 dan bergabung dengan Kino Films dan Kino Cinéma di bawah grup Kinoshita, di mana dia membeli dan memasarkan film-film asing. Pada Mei 2021, ia kembali ke TOKYO FILMeX sebagai Direktur Pemrograman.
Sophon Sakdaphisit
Sophon Sakdaphisit merupakan sutradara sekaligus penulis terkenal di Thailand yang merupakan spesialis film horor.Memiliki nama lengkap Jim Sophon Sakdaphisit dan lahir pada tanggal 22 Maret 1982 (41 tahun). Lebih akrab disapa Jim, Jim merupakan lulusan dari Bachelor of Arts in Mass Communication Radio and Television at Faculty of Communication Arts from Chulalongkorn University. Berbagai film horor terkenal di Thailand merupakan hasil karyanya seperti film Shutter (2004). Dari berbagai karya-karya terbaiknya, Jim masuk dalam berbagai nominasi film dan bahkan menerima penghargaan. Sophon Sakdaphisit memenangkan Penghargaan Asosiasi Film Nasional Thailand untuk Best Screenplay.
Warren Sin
Warren Sin adalah seorang programmer dan peneliti film independen. Sebelumnya merupakan manajer program di National Museum of Singapore Cinémathèque yang kini sudah tidak beroperasi, ia menyumbangkan artikel untuk World Film Locations: Singapura (Intellect Books Ltd, 2014) dan catatan program tahunan Far East Film Festival. Saat ini, ia sedang menggarap berbagai proyek dan inisiatif perfilman di Singapura.
GEBER Award
GEBER Award is given to the best Asian film from the first or second work of directors who hold the future of Asian cinema, chosen by the representatives of film communities around Indonesia. This award is a form of a statement by the Indonesian film community to show their perspectives regarding marginalized and/or controversial issues.
Agus Mediarta
Agus Mediarta aktif di Yayasan Konfiden (2002–2014) dan terlibat dalam kegiatan perfilman berbasis komunitas hingga tahun 2018. Sepanjang di Konfiden, selain sebagai programmer Festival Film Pendek Konfiden (2006-2009), Agus turut mendirikan filmindonesia.or.id (FI), situs web katalog film Indonesia, dan menjadi salah satu pengelolanya hingga saat ini. Di luar aktivitasnya mengelola situs web FI dan peneliti lepas, sejak 2013 ia menjadi pengajar di Program Studi Film & Animasi, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang. Saat ini, Agus tercatat sebagai anggota KAFEIN (Asosiasi Pengkaji Film Indonesia).
Kemala Astika
Lala adalah seorang penggemar film dengan minat besar pada dunia perfilman. Ia mendirikan komunitas film Cinema Cirebon, sebuah wadah berkumpul dan mengadakan pemutaran film. Lala adalah Direktur Festival Film Bahari, yang tahun ini memasuki tahun keenam. Ia juga mendorong komunitas-komunitas di Cirebon untuk mengadakan pemutaran film. Kemala Astika bekerja sebagai programmer Indonesia Raja sejak 2018, mendukung film-film pendek dari wilayah Cirebon dan Jawa Barat untuk masuk ke dalam skala distribusi Nasional.
Yuli Andari Merdikaningtyas
Yuli Andari Merdikaningtyas lahir di Sumbawa Besar pada 29 Juli 1980 dan merupakan seorang pembuat film dokumenter berprestasi. Ia mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan aktif di KUNCI Cultural Studies Center antara tahun 2005 hingga 2010. Karyanya memenangkan kompetisi film dokumenter nasional dan internasional, termasuk di Iran dan Yamagata International Documentary Film Festival. Saat ini, Yuli Andari tinggal dan bekerja di Sumbawa Besar, NTB, di mana ia mendirikan komunitas film Sumbawa Cinema Society dan menjadi ketua Yayasan Masyarakat Film Sumbawa (YMFS). Selain itu, ia menjalankan Sumbawa Heritage Community dan mengelola Museum Bala’ Datu Ranga melalui Datu Ranga Foundation.
Student Award
STUDENT AWARD is given to the best Asian shorts in the Light of Asia program. The winner is chosen by the representatives of film students in Yogyakarta.
Dhea Qurnia Safitri
Dhea Qurnia Safitri atau lebih akrab dipanggil dengan Dede, mulai terjun di dunia
film pada tahun 2021 semenjak bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa MM Kine Klub
UMY. Film fiksi pertama berjudul "Mabbere" menjadi film juara satu pada lomba film pendek
Moderasi Beragama oleh Kementrian Agama 2021. Beberapa karya yang diproduksi bersama
MM Kine Klub UMY berhasil menjuarai beberapa perlombaan Nasional dan Festival yang
diadakan oleh pemerintah Indonesia maupun oleh komunitas film di tanah air.
Frizkilah Anggi Putri Hutagalung
Lahir di Pandan. kab.Tapanuli Tengah,Sumatera Utara 29 Agustus 2001. Saat ini sedang berkuliah di Jurusan Penyiaran,program studi Manajemen Produksi Siaran Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta. Aktif dalam komunitas “Forum Film MMTC”, sebagai Ketua Umum atau penanggung jawab umum Forum Film MMTC periode 2023/2024.
Haniffia Shafa Mahartanti
Haniffia Shafa Mahartanti, biasa dipanggil Shafa, mulai aktif mengikuti organisasi pemutaran film sejak kuliah, mulai dari menjadi bagian Kritik dan Apresiasi di Kamisinema, sebuah kelompok kegiatan mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Shafa juga terlibat sebagai panitia Forum Komunitas Sewon Screening 9. Selain itu, ia juga aktif mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan Televisi sebagai sekretaris. Dalam kesehariannya, ia adalah seorang mahasiswa studi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Michael Andrian Pantouw
Yosua Kurniawan Sanjaya berasal dari Semarang dan lahir pada 28 Agustus 2002, berkarya
dalam lingkup multimedia dan film sejak 2019, bermula mengangkat apa yang dapat di
visualkan dalam kisah sehari hari dan berlandas dengan isu global yang sedang memanas
untuk menjadi sebuah film, Dalam dunia produksi film biasanya menempati posisi seperti
Produser dan Aspek teknis seperti editing dan sound
Yosua Kurniawan Sanjaya
Yosua Kurniawan Sanjaya, born in Semarang on August 28, 2002, has been active in multimedia and film since 2019. He focuses on visualizing everyday stories and addressing pressing global issues in his films. His roles in film production often involve producing, editing, and managing sound.