JAFF x MTN AsahBakat: Sharing Cutting with INAFEd
Industri film animasi Indonesia tengah memasuki era pertumbuhan pesat, ditandai dengan kualitas karya yang semakin diakui secara global. Di balik kesuksesan visual tersebut, terdapat peran vital penyuntingan gambar (editing) yang seringkali tidak terlihat namun menjadi penentu utama ritme, emosi, dan kekuatan narasi sebuah film. Proses editing untuk film animasi memiliki tantangan dan pendekatan unik yang berbeda dari film live-action, sebuah disiplin yang pengetahuannya perlu disebarluaskan untuk memperkuat ekosistem perfilman nasional. Diskusi ini merupakan kolaborasi antara JAFF dengan Indonesian Asociation Film Editor (INAFEd) dan didukung oleh MTN Seni Budaya melalui program MTN AsahBakat untuk menghadirkan public lecture dalam membahas bagaimana membangun narasi di meja editing film animasi Indonesia.
MTN Seni Budaya sendiri merupakan program prioritas nasional yang dikelola oleh Kementerian Kebudayaan bertujuan menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan. Sementara itu, MTN AsahBakat adalah bagian dari MTN Seni Budaya berupa pelatihan intensif dengan pendekatan personal untuk pendalaman keterampilan bersama mentor ahli.
Jadwal
Jadwal
Lokasi:Lotus Ballroom ARTOTEL Suites Bianti – Yogyakarta
Tanggal: Wednesday, 3 December 2025
Waktu: 14:00 -16:00
Biaya Pendaftaran: Gratis
Pembicara:
Pembicara:
Teguh Raharjo
Editor
Editor film Indonesia. Karya terbarunya yakni film animasi terlaris JUMBO (2025) yang diproduksi oleh Visinema. Tejo banyak menyunting film-film horor dan akso seperti Makmum, Qodrat 2, Wiro Sableng, dan film yang menjadikannya masuk dalam deretan nominasi Festival Film Indonesia 2025 yaki Pengepungan di Bukit Duri arahan Joko Anwar. Di 2024, Tejo juga pernah menyunting film animasi berjudul Nussa: Kamu… Antta.
Cesa David Lukmansyah
Editor
Cesa David Luckmansyah mulai dikenal publik melalui karya filmnya seperti Brownies, Catatan Akhir Sekolah dan Get Married yang membawanya menerima penghargaan Piala Citra pada tahun 2007. Hingga tahun 2025, Cesa telah mengedit kurang lebih 140 judul film dan mendapatkan lebih dari 30 penghargaan Nasional maupun Internasional. Cesa juga adalah pendiri dari Reparasi Film, sebuah komunitas yang fokus terhadap editing storytelling.
Reparasi Film turut melahirkan talenta-talenta baru editor untuk industri film nasional. Kepeduliannya pada profesi editor, Cesa bersama beberapa editor Indonesia mendirikan Asosiasi Editor Film Indonesia pada tahun 2009 yang dikenal dengan nama INAFEd (Indonesian Film Editors), dan menjadi Ketua pada periode 2018-2021. Tahun 2019 bersama Desta dan Vincent, Cesa memproduseri film PRETTY BOYS yang disutradarai oleh Tompi dan mendapat sambutan baik dari penonton film Indonesia. Di tahun 2025 untuk pertama kalinya Cesa duduk sebagai Sutradara dan Editor dalam film Seni Merayu Tuhan yang akan release tahun 2026. Kini Cesa tengah menyelesaikan tesis pascasarjana jurusan
Seni Urban di Institut Kesenian Jakarta.
Aline Jusria
Editor
Aline Jusria, editor film asal Semarang yang telah berkarya lebih dari dua dekade di industri perfilman Indonesia. Lulusan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta ini dikenal sebagai salah satu penyunting film paling produktif dan berpengaruh di tanah air. Peraih dua Piala Citra berturut-turut untuk Minggu Pagi di Victoria Park (2010), Catatan Harian si Boy (2011), dan Like & Share (2023).
Aline terus menunjukkan konsistensi dalam menghasilkan karya-karya berkualitas. Karyanya antara lain: Dua Garis Biru (2019), Ngeri-Ngeri Sedap (2022), Petualangan Sherina 2 (2022), 172 Days (2023), The Architecture of Love (2024), Pantaskah Aku Berhijab (2024), Home Sweet Loan (2025), Bertaut Rindu (2025), Cocote Tonggo (2025), Mothernet (2025), Rangga & Cinta (2025), Si Paling Aktor (2025), Dopamin (2025), Sampai Titik Terakhirmu (2025).
Moderator:
Arturo G.P.
Editor
Editor film dan sutradara film dokumenter dan sinetron. Ia menjadi anggota teater Gelanggang Remaja Jakarta Timur saat di STM dan mendirikan Teater Trotoar pada 1985. Ia tiga kali terpilih sebagai sutradara terbaik pada Festival Teater Jakarta tahun 1986, 1988, dan 1989 untuk wilayah Jakarta Timur. Lulusan IKJ S1 ini pertama kali menjadi editor untuk film Cintaku di Rumah Susun-Nyak Abas Acub (1987) dan mendapat nominasi pada Asia-Pacific Film Festival 1988. Ia mendapat Piala Citra untuk kategori Penyunting Gambar Terbaik pada FFI 1991 lewat film Cinta dalam Sepotong Roti (1990) dan nominasi pada FFI 1992 lewat film Babad Tanah Leluhur II (1991). Ia menyutradarai serial TV Sahabat Pilihan (1993-1994), Perjalanan (1997), dan ikut menggarap dokumenter Anak Seribu Pulau (1996). menyutradarai beberapa film dokumenter lainnya dan iklan. Pendidikan terakhirnya sebagai Magister Seni Urban di Sekolah Pasca Sarjana IKJ. Ia mengajar di Fakultas Film dan Televisi, IKJ sejak 1993 dan bertugas sebagai anggota Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (2015-2024).

