Hanoman Award
Hanoman Award adalah program kompetisi film panjang yang ditujukan bagi sutradara berpengalaman dan bakat-bakat muda yang akan membentuk masa depan sinema Asia. Pemenang utama akan menerima penghargaan Golden Hanoman, sementara runner-up akan dianugerahi Silver Hanoman.
Amanda Nell Eu
Amanda Nell Eu adalah seorang pembuat film yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Film debutnya yang berjudul Tiger Stripes adalah pemenang Grand Prize Semaine de la Critique di Cannes Film Festival 2023. Hal ini menandai beberapa hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, film Malaysia pertama yang disutradarai oleh seorang perempuan yang tayang perdana di Cannes, dan film Malaysia pertama yang memenangkan hadiah utama di Cannes. Film ini juga merupakan film yang resmi mewakili Malaysia untuk seleksi nominasi Academy Awards pada tahun 2023.
Amanda lulus dari London Film School dengan gelar MA di bidang Pembuatan Film dan merupakan alumni dari Berlinale Talents dan Locarno Filmmakers Academy. Film pendeknya, It's Easier to Raise Cattle, tayang perdana dalam kompetisi di Venice International Film Festival dan menerima Special Mention di International Short Film Festival Clermont-Ferrand. Dalam karyanya, ia mengeksplorasi tubuh dan identitas perempuan dalam konteks budaya Asia Tenggara.
Gina S. Noer
Gina S. Noer adalah sineas Indonesia yang serba bisa dengan rekam jejak kesuksesan yang telah terbukti dalam penulisan skenario, penyutradaraan, dan produksi. Sebagai Co-Founder dan Head of Content di Wahana Kreator, ia telah berperan penting dalam membentuk lanskap perfilman Indonesia. Kontribusi Gina S. Noer dalam film-film yang mendapat banyak pujian seperti “Habibie & Ainun”, “Posesif”, “Keluarga Cemara”, “Ali & Ratu Ratu”, dan “Saiyo & Sakato” telah mengukuhkan reputasinya sebagai tokoh terkemuka di industri ini.
Selain menulis dan memproduksi, Gina S. Noer juga telah menyutradarai empat film layar lebar, yang menunjukkan bakatnya dalam bercerita dan berekspresi secara visual. Film-filmnya, termasuk “Dua Garis Biru”, “Cinta Pertama, Kedua & Ketiga”, “Like & Share”, dan “Dua Hati Biru”, telah mendapatkan pujian dan berbagai penghargaan. Khususnya, “Like & Share” memenangkan Grand Prix di Osaka Asian Film Festival 2023.
Julien Rejl
Sejak tahun 2023, Julien Rejl menjabat sebagai Pengarah Artistik di Directors' Fortnight, seleksi paralel dan independen dari Cannes International Film Festival. Sebelumnya, ia adalah Kepala Akuisisi dan Distribusi di Capricci, tempat ia bekerja dengan sineas seperti Hong Sangsoo, Wang Bing, Tsaï Ming-Liang, Apichatpong Weerasethakul, Philippe Garrel, Monte Hellman, Albert Serra, dan Abel Ferrara. Ia juga seorang kritikus dan editor film. Rejl telah menyunting kumpulan teks Pascal Bonitzer (La Vision Partielle), serta sebuah buku yang berisi wawancara dan teks kritis tentang film The Works and Days karya C.W. Winter dan Anders Edström.
NETPAC Award
NETPAC Award bertujuan untuk menggali beragam perspektif Asia melalui karya pertama atau kedua dari sutradara-sutradara yang memiliki potensi untuk membentuk masa depan sinema Asia.
Ariani Darmawan
Ariani Darmawan membuat film pendek, dokumenter, video instalasi, hingga teater multimedia, yang pernah ditampilkan di berbagai negara di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika. Selain itu ia juga mengelola toko buku dan perpustakaan Kineruku yang ia dirikan di Bandung.
Intan Paramaditha
Intan Paramaditha adalah seorang penulis dan akademisi asal Indonesia yang tinggal di Sydney. Ia menerima gelar Ph.D dari New York University dan sekarang menjadi Dosen Senior di bidang Studi Media dan Film di Macquarie University. Karya-karya fiksi, akademis, dan aktivisnya berfokus pada feminisme dekolonial dan politik perjalanan dan mobilitas. Ia adalah penulis Apple and Knife dan The Wandering (Harvill Secker/Penguin Random House UK, diterjemahkan oleh Stephen J. Epstein). Karya-karya fiksinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Polandia, Turki, Jerman, dan Thailand. Buku terbaru Paramaditha adalah novel Malam Seribu Jahanam (GPU 2023) dan buku ilmiah The Routledge Companion to Asian Cinemas (Routledge 2024). Ia adalah salah satu pendiri kolektif feminis Sekolah Pemikiran Perempuan.
Latika Padgaonkar
Latika Padgaonkar adalah seorang kolumnis, penerjemah, editor beberapa buku, mantan Direktur Bersama Osian's-Cinefan, Festival Sinema Asia dan mantan Redaktur Eksekutif Cinemaya The Asian Film Journal. Ia adalah anggota NETPAC yang ia bantu dirikan bersama Aruna Vasudev pada tahun 1990 dan juga anggota FIPRESCI (Federasi Kritikus Film Internasional). Ia telah menjadi juri dari beberapa festival film nasional dan internasional serta menjadi juri dari Penghargaan Film Nasional pada tahun 2012. Saat ini, ia mengorganisir festival-festival film kecil di Arsip Film Nasional di Pune.
Blencong Award
Ini adalah program kompetisi untuk film pendek Asia yang berkesempatan bersaing memperebutkan Blencong Award untuk film pendek Asia terbaik.
Anggun Priambodo
Anggun Priambodo lahir di Trenggalek, Jawa Timur - Indonesia. Tinggal dan bekerja di Jakarta, Indonesia. Ia dikenal sebagai sutradara & seniman visual dan pernah dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik untuk video musiknya di MTV Indonesian Video Music Awards pada tahun 2004. Karya-karya video dan instalasinya telah dipresentasikan di berbagai pameran internasional, seperti: OK. Video - Jakarta International Video Festival, The Sunshower Tokyo dan Kaohsiung, Singapore Biennale, Jogja Biennale, dll.
Pada tahun 2010, Anggun mengadakan pameran tunggal pertamanya, Toko Keperluan, di RURU Gallery. Pameran tunggalnya yang terakhir di tahun 2020, Monopoly Wijaya, di Sunset Limited Jakarta. Karya seni videonya yang berjudul Sinema Elektronik dinyatakan sebagai yang terbaik di Bandung Contemporary Art Awards 2011. Pada tahun 2013 ia menyelesaikan film panjang perdananya, Rocket Rain. Pada tahun 2022, film pendeknya, Evakuasi Mama Emola memenangkan The Jury Prize Best Short Film Award dari Sundance Film Festival Asia dan Festival Film Indonesia pada tahun 2023.
OH Jung-wan
Sebagai produser dan pendiri Bom Film Productions, OH Jung-wan berfokus pada produksi film layar lebar dengan gaya unik yang menantang ide-ide konvensional sinema.
Filmografinya bersama Bom Film Productions termasuk film yang meraih penghargaan box office The Foul King (2000), A Tale Of Two Sisters (2003), Untold Scandal (2003), A Bittersweet Life (2005), You Are My Sunshine (2005), Woman On The Beach (2006), Night And Day (2008), A Man And A Woman (2016),
Wonderland (2024).
Sebagai salah satu produser yang paling produktif dan dihormati di industri film Korea Selatan, ia juga dikenal secara internasional sebagai pelopor dalam pembuatan film lintas negara dengan bermitra dengan pembuat film di Hong Kong, Jepang, dan Thailand. Dia telah menjadi anggota dewan dan anggota juri di berbagai festival dan organisasi film internasional yang bergengsi.
Sheila Dara Aisha
Sheila Dara Aisha memulai karier aktingnya pada tahun 2012, terutama di televisi hingga akhirnya membintangi film pertamanya pada tahun 2016. Sejak itu, ia telah tampil dalam berbagai film, termasuk Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, yang diputar di JAFF 2023. Ketertarikannya pada dunia film dan storytelling membuatnya terus aktif berkarier di dunia film dan serial hingga kini.
Indonesian Screen Award
Ini adalah program kompetisi film panjang di JAFF yang ditujukan bagi sutradara berpengalaman dan bakat muda yang memegang masa depan sinema Indonesia. Kategori ini akan memberikan 5 penghargaan: Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Cerita Terbaik, Sinematografi Terbaik, dan Penampilan Terbaik.
Anthony Chen
Anthony Chen adalah penulis, sutradara, dan produser pemenang penghargaan asal Singapura. Ia menjadi orang Singapura pertama yang meraih penghargaan di Cannes melalui film pendek Ah Ma pada tahun 2007. Film debutnya, Ilo Ilo (2013), dianugerahi Caméra d'Or di Festival Film Cannes, diikuti lebih dari 40 penghargaan internasional, termasuk 4 Golden Horse Awards di Taiwan.
Film keduanya, Wet Season (2019), dinominasikan untuk Platform Prize di Festival Film Internasional Toronto. Drift, yang dibintangi Cynthia Erivo, aktris yang masuk nominasi Oscar, menandai debutnya dalam bahasa Inggris dan tayang perdana di Sundance pada 2023. The Breaking Ice, yang dibintangi Zhou Dongyu, bintang asal Tiongkok, adalah film pertamanya dalam bahasa Mandarin yang dibuat di Tiongkok dan tayang perdana di Un Certain Regard di Cannes pada tahun yang sama.
Sebagai produser, ia memproduksi film-film melalui Giraffe Pictures, perusahaannya yang berbasis di Singapura. Film-film terbarunya termasuk Happyend karya Neo Sora yang tayang perdana di Venesia dan Air Mata Buaya karya Tumpal Tampubolon yang tayang perdana di Toronto.
Liz Shackleton
Liz Shackleton adalah pendiri dan editor platform online Streamlined, yang memproduksi buletin (www.streamlined.news) dan situs web (www.streamlinedglobal.com) yang berfokus pada industri film dan konten streaming di kawasan Asia Pasifik, Afrika, dan Timur Tengah. Ia juga menjabat sebagai Editor Kontribusi untuk Deadline yang berbasis di Los Angeles dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Editor Asia untuk Screen International yang berbasis di London.
Shozo Ichiyama
Lahir pada tahun 1963, Shozo Ichiyama memulai karirnya di studio Shochiku, dan memproduksi banyak film termasuk “Flowers in Shanghai” oleh Hou Hsiao-hsien, “Platform” oleh Jia Zhang-ke, “A Touch of Sin” oleh Jia Zhang-ke, “They Say Nothing Stay the Same” oleh Joe Odagiri, dan “Caught by the Tides” oleh Jia Zhang-ke. Pada tahun 2000, ia mengorganisir festival film, Tokyo Filmex, dan menjabat sebagai direktur program hingga tahun 2020. Pada tahun 2021, ia ditunjuk sebagai direktur pemrograman Tokyo International Film Festival. Film-film barunya sebagai produser adalah “Spirit World” oleh Eric Khoo dan “Black Ox” oleh Tetsuichiro Tsuta.
GEBER Award
GEBER Award diberikan kepada film Asia terbaik dari karya pertama atau kedua sutradara yang memiliki potensi membentuk masa depan sinema Asia, dipilih oleh perwakilan komunitas film dari seluruh Indonesia. Penghargaan ini merupakan pernyataan dari komunitas film Indonesia untuk menunjukkan perspektif mereka terkait isu-isu yang terpinggirkan dan/atau kontroversial.
Kusen Dony Hermansyah
Kusen Dony Hermansyah, yang biasa dipanggil Dony atau Kusdon adalah lulusan Fakultas Film dan Televisi - IKJ, Sosiologi - Universitas Nasional, dan Pascasarjana ISI Surakarta. Karirnya dimulai sebagai editor film pada 1994, terutama untuk film dokumenter dan sejak tahun 2000 menjalani dua profesi, yaitu dosen dan editor film. Mata kuliah yang diampu di IKJ antara lain Sejarah Film Dunia, Dasar Seni Film, dan Editing Film. Selain dokumenter, juga mengedit sinetron, film eksperimental, fiksi, hingga video musik. Beberapa karya film pendeknya adalah "Merah" (2000) yang disutradarai oleh Budiman Akbar; serta "Please Me Love" (2012) dan "Maryam" (2014) yang disutradarai oleh Sidi Saleh. Sementara, film panjang yang disuntingnya antara lain "Aries" (2004) dan "Fugu" (2007) yang disutradarai oleh Faozan Rizal; "Wage" (2017) dan "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi" (2019) yang disutradarai oleh John-de Rantau; serta "Pai Kau" (2018) dan "This is Not a Love Story" (2019) yang disutradarai oleh Sidi Saleh.
Ricas CWU
Sejak 2006 mulai aktif dalam kegiatan perfilman, membangun kerja jaringan komunitas, membuat pemutaran dan diskusi, pengarsipan, serta distribusi film-film alternatif. Turut serta mengelola Festival Film Solo dari 2011 hingga 2014 sebagai direktur festival. Saat ini, Ricas bekerja lepas sebagai produser pelaksana dalam produksi film maupun audio visual lainnya.
Yedi Letedara
Yedi/Jedi aktif berkomunitas di Komunitas Film Kupang (KFK) sejak tahun 2019 dalam produksi, distribusi ekshibisi film dan berbagai lokakarya. Saat ini bekerja sebagai direktur Flobamora Film Festival, festival film pendek pertama di provinsi Nusa Tenggara Timur yang diinisiasi oleh KFK sejak tahun 2022. Saat ini sedang mendalami tentang program film kreatif dan kampanye dampak film.
Student Award
STUDENT AWARD diberikan kepada film pendek Asia terbaik dalam program Light of Asia. Pemenangnya dipilih oleh perwakilan mahasiswa film di Yogyakarta.
Ananda Afta Firstiarko
Ananda Afta Firstiarko adalah seorang penggemar film yang tertarik dengan proses pembuatan di belakang layar. Rasa penasaran itu kemudian membawanya untuk mengambil pendidikan tinggi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta jurusan Film dan Televisi di tahun 2023. Film-film yang telah dibuat selama di kampus, antara lain: 8x8(2023), The Day We Start to Understand (2024) dan Kembali ke Persimpangan(2024).
Muhammad Akmal Ihsan
Muhammad Akmal Ihsan adalah seorang mahasiswa dari Garut yang berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Namun menggemari perfilman sejak SMA, dan semakin terseret ke arus perfilman setelah bergabung dengan JCM Kineklub. Telah mengikuti beberapa produksi di JCM Kineklub, seperti A Formula to Make Your Child Want to Eat (2024) sebagai penulis dan sutradara, Kriting Pilem (2024) sebagai penulis dan editor. Pernah ditunjuk sebagai salah satu kurator di UI Film Festival 2024. Sekarang menjabat sebagai Ketua JCM Kineklub.
Muhammad Fawwaz Fauzarrahman
Muhammad Fawwaz Fauzarrahman merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Awal mula dia terlibat dalam dunia seni audio visual yaitu di Kota Tasikmalaya pada tahun 2021. Setelah itu dia mencoba meneruskan minatnya di Yogyakarta hingga saat ini. Dia selalu bersemangat untuk mengeksplorasi perkembangan terbaru dalam seni dan teknologi, serta berkomitmen untuk menghargai karya-karya yang menyampaikan cerita dengan cara yang mendalam dan menyentuh.
Muhammad Rafi Eka Putra
Rafi Eka lahir di Jakarta pada 10 Oktober 2003. Tumbuh besar di ibu kota, ia biasa menghabiskan waktu sepulang sekolah dengan menonton film dari koleksi DVD di rumah. Sebagai anak, ia mengalami sedikit trauma akibat sensasi menonton film 3D yang menakutkan di bioskop. Namun, seiring berjalannya waktu, kecintaannya pada film semakin berkembang, terutama setelah ia mulai membuat video film yang diunggah ke YouTube. Sejak SMA, ia mulai percaya bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi sutradara film.
Tri Yuni Aulia
Film enthusiast yang menjalani kerja eksibisi dan pengarsipan film seperti menjadi Koordinator Program Pemutaran di festival film mahasiswa JOFAFEST (2023), magang kearsipan di Sinematek Indonesia (2023) dan tergabung dalam Indonesian Film Archivist Society (IFAS). Selain karya non-produksi, ia juga pernah menyutradarai film fiksi "Hari Hari Huru Hara" dan film dokumenter "The Cross-Image".