Skip links

Highlight Hari Ketiga JAFF 19: Dari Keseruan Inclusive Screening Sampai 25 Tahun Berkarya Dian Sastrowardoyo

KESERUAN INCLUSIVE SCREENING HOME SWEET LOAN

Inclusive screening JAFF kali ini menayangkan film Home Sweet Loan karya sutradara Sabrina Rochele Kalangie. Dibintangi oleh Yunita Siregar, Derby Romeo, Risty Tagor, dan Fita Anggriani, film ini bercerita tentang perjuangan KALUNA (Yunita Siregar), seorang perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga sembari memperjuangkan mimpinya untuk mempunyai rumah di Jakarta.

Home Sweet Loan yang ditayangkan dalam format inclusive screening ini diutamakan bagi audiens teman tuli, netra, dan daksa, didampingi para Teman Bisik. Penonton terlihat menikmati dengan antusias, bahkan saat sesi tanya-jawab bersama cast & crew.

JAFF berkomitmen untuk menjadi festival yang inklusif, program inclusive screening yang dilakukan rutin tiap tahunnya adalah salah satu wujud komitmen tersebut. 

BERDAMAI DENGAN MASA LALU LEWAT FILM MUNGKIN KITA PERLU WAKTU

Film Mungkin Kita Perlu Waktu (2024), yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja dan diproduksi oleh Kathanika Films, Karuna Pictures, dan Adhya Pictures ini tayang perdana kemarin. Dibintangi oleh Lukman Sardi, Bima Azriel, Sha Ine Febriyanti, dan Tissa Biani, film ini mengisahkan Ombak (Bima Azriel), yang menderita gangguan mental akibat penyesalan dan rasa bersalah atas kecelakaan yang menewaskan kakaknya. Ibunya (Sha Ine Febriyanti) terus menyalahkannya, sementara ayahnya (Lukman Sardi) berusaha menjaga keharmonisan keluarga. Mungkin Kita Perlu Waktu mengangkat isu kesehatan mental yang relevan dengan generasi sekarang.

Film ini mendapat respons positif dari penonton. Lukman Sardi, mewakili cast yang hadir di sesi tanya-jawab mengungkapkan bahwa riset dan pengembangan naskah dan karakternya dilakukan sejak 2022 dan kemudian syuting pada 2024. Ia berharap film ini dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya membahas isu mental.

MERAYAKAN 25 TAHUN DIAN SASTROWARDOYO BERKARYA

Salah satu program spesial JAFF 19 adalah program perayaan 25 tahun berkarir Dian Sastrowardoyo di industri perfilman Indonesia. Program spesial ini menampilkan dua sesi: pemutaran film-film pendek yang disutradarai Dian serta pemutaran ulang film drama remaja legendaris Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) yang melambungkan namanya.

Pada sesi pertama, tiga film pendek karya Dian diputar: Quarantine Tales – Nougat (2020), Kotak (2024), dan Daybreak (2021). Film-film ini terinspirasi dari kehidupan pribadi Dian, seperti Quarantine Tales – Nougat yang mengangkat dinamika keluarga, Kotak yang terinspirasi dari perjalanan hiking keluarga saat pandemi, dan Daybreak yang merupakan penghormatan Dian kepada ibunya.

Pada sesi kedua, ditayangkan film Ada Apa Dengan Cinta? (2002), film drama remaja ikonik yang legendaris yang turut melambungkan namanya melalui perannya sebagai Cinta, karakter utama film AADC? Melalui sesi tanya-jawab, Dian merasakan nostalgia yang masih terasa, bahkan setelah 22 tahun berlalu. Penonton yang hadir, termasuk yang baru pertama kali menonton, merasa terkesan dengan kisah Cinta dan Rangga dalam film ini.

News Contributor: Lorem Ipsum

Photos: JAFF Documentation Team