Collaboration, Curation, and Storytelling in Southeast Asian Film

Lanskap perfilman Asia Tenggara telah berkembang melalui jaringan kolaborasi antara pembuat film, kurator, dan lembaga budaya yang beroperasi melampaui batas-batas nasional dan linguistik. Dalam ekosistem ini, narasi tidak hanya menjadi sarana ekspresi artistik tetapi juga sarana untuk menegosiasikan identitas, sejarah, dan memori kolektif. Dengan perluasan platform digital, festival film, dan inisiatif regional, peluang baru untuk dialog, produksi bersama, dan mode pameran alternatif telah muncul. Namun, perkembangan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan, etika representasi, dan akses terhadap sumber daya. Kuliah umum ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kolaborasi dan kurasi dapat memperkuat praktik kreatif dan solidaritas regional dalam sinema Asia Tenggara.