Skip links

JAFF20 Tiba di Akhir Perayaan Dua Dekadenya

Perjalanan sinema Asia selama delapan hari di Yogyakarta mencapai puncaknya pada 6 Desember 2025. Rangkaian acara puncak Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-20 (JAFF20) dilangsungkan mulai dari konferensi pers mengumumkan pencapaian festival tahun ini dan daftar pemenang penghargaan.

Tahun ini mencatatkan sejarah baru bagi JAFF yang terus tumbuh dan berkembang. Jumlah audiens menembus angka lebih dari 30.000 selama sepekan gelaran, menandai lonjakan signifikan yang konsisten atas antusiasme publik yang melampaui capaian sebelumnya. Tercatat 227 film dari 43 negara telah ditayangkan tanpa ada pembatalan penayangan, dihadiri lebih dari 100 media, 99 online screening, dan 47 sesi diskusi. 

Malam harinya, upacara penutupan JAFF20 dilangsungkan di Main Stage Empire XXI, di mana diumumkan secara publik deretan pemenang penghargaan JAFF20. Film Becoming Human (Polen Ly, 2025) memenangkan penghargaan tertinggi, Golden Hanoman, dan A Useful Ghost (Ratchapoom Boonbunchachoke/2025) membawa pulang piala Silver Hanoman. 

Dari 10 kategori penghargaan Indonesian Screen Awards, 5 di antaranya dimenangkan oleh film Tinggal Meninggal (Kristo Immanuel, 2025) untuk kategori Best Film, Best Director, Best Screenplay, Best Performance, dan Best Editing. Sementara film Water Sports (Whammy Alcazaren, 2024) memenangkan Blencong Award.

Berikut ini data lengkap pemenang penghargaan JAFF20 beserta catatan dewan juri:

JURI MAIN COMPETITION

Eric Khoo | Suryana Paramita | Tumpal Tampubolon

MAIN COMPETITION – GOLDEN HANOMAN

BECOMING HUMAN – sutradara POLEN LY

Dengan puisi visual yang liris dan perenungan lembut tentang ingatan, kehilangan, serta ruang-ruang rapuh yang menyimpan kisah-kisah kolektif kita, film ini menjelma menjadi sebuah surat cinta bagi sinema itu sendiri—sebuah wadah kerinduan, transformasi, sekaligus meditasi tentang kehidupan dan kematian. Melalui keanggunan visual dan penceritaan yang sarat resonansi emosional, film ini menghadirkan pengalaman imersif yang membekas lama setelah bingkai terakhir usai. Digarap dengan visi dan kepekaan yang luar biasa, peraih Penghargaan Golden Hanoman dianugerahkan kepada Becoming Human karya Polen Ly.

MAIN COMPETITION – SILVER HANOMAN

A USEFUL GHOST – sutradara RATCHAPOOM BOONBUNCHACHOKE

Dengan perpaduan berani antara humor absurd, kedalaman emosi, dan ketajaman pembacaan sosial, film ini mengolah kisah cinta yang surealis menjadi refleksi kuat tentang ingatan, duka, serta mereka yang kerap dengan mudah dilupakan oleh masyarakat. Melalui visual yang presisi, kelucuan datar (deadpan), dan suara artistik yang khas, film ini bergerak luwes di antara komedi dan tragedi dengan dampak yang membekas. Atas imajinasi, urgensi, dan keberanian visinya yang jernih, Penghargaan Silver Hanoman dianugerahkan kepada A Useful Ghost karya Ratchapoom Boonbunchachoke.

JURY SPECIAL MENTION FOR MAIN COMPETITION

SUNSHINE – sutradara ANTOINETTE JADAONE

Film ini menonjol melalui komitmennya yang tajam dan tanpa kompromi untuk berpihak pada perempuan-perempuan yang kehidupannya dibatasi oleh kontrol negara dan penilaian sosial. Dengan kejernihan dan empati, film ini menyingkap bagaimana kekuatan-kekuatan tersebut membentuk realitas keseharian, sembari tetap memberi ruang bagi para karakternya untuk mempertahankan martabat serta kompleksitas mereka. Sunshine karya Antoinette Jadaone merangkai narasi yang intim sekaligus diam-diam menggugat, menerangi ketangguhan di ruang-ruang di mana kesenyapan kerap diharapkan.

JURI BLENCONG AWARD

Henry Foundation | Khozy Rizal | Mary Pansanga 

BLENCONG AWARD

WATER SPORTS – sutradara WHAMMY ALCAZAREN

Dengan visi yang unik, visual yang mencolok, dan penceritaan yang inovatif, film pendek yang berani, jenaka, dan halusinatoris ini bukan hanya memanjakan indra, tetapi juga berhasil membawa kita menyelam ke dalam mimpi buruk yang memabukkan tentang hidup di tengah-tengah kiamat.

JURY SPECIAL MENTION FOR LIGHT OF ASIA

HYENA – sutradara ALTAY ULAN YANG

Sebuah film horor coming-of-age yang disutradarai dan digarap dengan sangat baik, yang memikat kami lewat sinematografi yang memukau, tata mise-en-scène, musik, serta penampilan para aktornya yang kuat, sekaligus menggambarkan kekusutan maskulinitas toksik yang kerap menciptakan siklus kekerasan.

JURI INDONESIAN SCREEN AWARDS

Amir Muhammad | Antoinette Jadaone | Puiyee Leong

BEST FILM

BETTER OFF DEAD/TINGGAL MENINGGAL – sutradara KRISTO IMMANUEL

Sebuah tafsir satir yang sekaligus modern dan primordial tentang cara manusia mencari keterhubungan satu sama lain.

BEST DIRECTOR

KRISTO IMMANUEL – film BETTER OFF DEAD/TINGGAL MENINGGAL

Penyutradaraannya enerjik, menyeimbangkan komedi dengan kepedihan secara mengejutkan, dan tetap menghadirkan kehangatan hati.

BEST SCREENPLAY

KRISTO IMMANUEL & JESSICA TJIU – film BETTER OFF DEAD/TINGGAL MENINGGAL

Karena pendekatannya yang cerdas, segar, dan kontemporer dalam mengangkat ketakutan yang dekat dengan pengalaman kita, disampaikan melalui sikap tak sungkan dan absurditas.

BEST CINEMATOGRAPHY

VERA LESTAFA – film DOPAMINE

Kamera langsung menyeret kita masuk ke dalam suasana paranoia dan bahaya, dan tidak pernah melepaskannya.

BEST PERFORMANCE

  • OMARA ESTEGHLAL – film BETTER OFF DEAD/TINGGAL MENINGGAL

Tidak sering sebuah penampilan komedi diganjar penghargaan, namun bagaimana mungkin kami menolak sebuah pertunjukan penuh pesona yang begitu memukau?

  • AFIQA KIRANA – film THE PERIOD OF HER

Ia mewujudkan semangat ketangguhan dalam melawan berbagai rintangan sosial yang membatasinya.

BEST EDITING

RYAN PURWOKO – film BETTER OFF DEAD/TINGGAL MENINGGAL

Karena alur yang ceria dan dinamis, yang menciptakan tempo “kekacauan” yang terkendali yang begitu berkesan.

BEST PRODUCTION DESIGN

AHMAD ZULKARNAEN (Production Designer) & WAHYU EFATA (Art Director)

Film IKATAN DARAH

Cara setiap lokasi digarap secara spesifik untuk masing-masing karakter menjadi bagian penting dari bagaimana cerita ini melibatkan dan memikat kita.

BEST MUSIC

ANTO HOED, MELLY GOESLAW – film RANGGA & CINTA

Dengan menjelma sebagai karakter penting tersendiri, musik ilustrasinya menghadirkan jiwa yang menyegarkan bagi kisah tentang masa muda ini.

BEST SOUND DESIGN

Sound Designers: Pramudya Adhy Wardhana, Ridho Fachri, Renaldy Lomo, Alexandrie Dolly

Sound Recordists: Luthfi AG, Iqbal ‘Encik’ Marekan, Halid Ilham, Ikhsan Nugroho

Film THE PERIOD OF HER

Tanpa terlalu bergantung pada musik, film ini dengan mulus membangun atmosfer dalam mengartikulasikan konflik batin para karakternya.

BEST POSTER

Evan Wijaya (Poster Designer) & Jozz Felix (Poster Photographer)

Film SORE: A WIFE FROM THE FUTURE/SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN

Karena kesederhanaannya yang menarik dalam mengomunikasikan tema film.

JURI NETPAC AWARD

Bunga Siagian | Herman Van Eyken | Marissa Anita

NETPAC AWARD

BECOMING HUMAN – sutradara POLEN LY

Dilihat dari perspektif unik seorang arwah, film ini mengajak kita untuk terus mengingat dan tidak pernah menghapus, sebagai cara merefleksikan apa artinya menjadi manusia yang bertahan, melawan, dan tetap hidup

JURI GEBER AWARD

DENNIS ADISHWARA | IAM MURDA | SISKA RAHARJA

GEBER AWARD

SUNSHINE – sutradara ANTOINETTE JADAONE

Film ini merefleksikan kenyataan pahit tentang stigma dan ketiadaan ruang aman yang memaksa perempuan muda memikul beban besar dalam kesunyian. Namun di tengah kegelapan itu, Sunshine tetap hadir dengan kelembutan dan daya pikat, menolak melodrama sekaligus memberi ruang bagi harapan untuk tumbuh perlahan di setiap lapis penceritaannya. Film ini bergema tidak hanya di Filipina, tetapi juga di Indonesia dan kawasan Asia yang lebih luas, di mana perempuan terus bernegosiasi atas hak-hak mereka di antara tradisi, hukum, dan stigma sosial yang terus bertahan

JURI STUDENTS AWARD

ANDRIENNE ADELIA | RAMADHANI MEAUTIA IFFA | DIMAS PUTRO UTOMO | JANSSEN EWALDO | FADA RAMADHAN DHIYASTUDENTS AWARD

WATER SPORTS – sutradara WHAMMY ALCAZAREN

Film ini menonjol berkat semangatnya yang menyenangkan serta cara yang segar dan kreatif dalam membicarakan pemanasan global. Dengan mengubah olahraga air yang sederhana menjadi pesan kesadaran yang jenaka, film ini berbicara langsung kepada generasi masa kini. Film ini menunjukkan bagaimana tindakan-tindakan sehari-hari dapat bertransformasi menjadi makna baru—sebuah cerminan sejati dari tema JAFF, Transfiguration. Film ini mengingatkan kita bahwa menghadapi perubahan iklim dapat dilakukan dengan cara yang kuat, penuh harapan, dan imajinatif. Atas energi, orisinalitas, dan dampaknya yang jelas, kami menganugerahkan film ini dengan JAFF Student Award.

Penulis: Shofiatunnisa Azizah & Pulung Aruna Bhumi
Foto: JAFF Documentation Team

Leave a comment