JAFF X Lab Laba Laba – On Restoration
Menyambut ulang tahun ke-10, Lab Laba Laba memamerkan 2 karya yang telah diperbaiki, yang sebelumnya terabaikan atau belum selesai secara teknis, serta sebuah artefak visual yang mencerminkan semangat zaman para mahasiswa film pada akhir tahun 1970-an. Dibuat dalam format 16mm dan Super8, film-film ini diproduksi dalam lingkungan akademik. Menggunakan peralatan dari departemen film Institut Seni Jakarta. Pemulihan film mahasiswa juga bertujuan untuk memperluas diskusi seputar praktik pemulihan film saat ini di Indonesia yang sebagian besar didorong oleh motif komersial atau kebijakan budaya.
Lab Laba Laba memamerkan 3 karya :
- Dajang Soembi: Perempoean Jang Dikawini Andjing (2004) oleh Edwin
- Cerita Tentang Eyang Putri Seno Sastroamidjojo oleh Marseli Soemarno (1978)
- Waiting (1978) oleh Seno Gumira Ajidarma.
Jadwal
Jadwal
Lokasi : Edelweiss Room ARTOTEL Suites Bianti – Yogyakarta
Tanggal : Kamis, 4 Desember 2025
Waktu: 14:00 – 16:00
Biaya Pendaftaran: Gratis
Pembicara:
Pembicara:
Rizki Lazuardi
Seniman
Rizki Lazuardi (lahir 1982) adalah seniman dan kurator asal Indonesia yang bekerja dengan medium gambar bergerak dan sinema eksperimental. Setelah menyelesaikan studi film di University of Fine Arts Hamburg (HFBK), ia melakukan riset artistik mengenai arsip kolonial di Netherlands Institute for Sound and Vision.
Selama satu dekade terakhir, karya-karya Lazuardi mengeksplorasi dinamika kekuasaan yang tersembunyi dalam praktik pengarsipan, baik pada level formal-institusional maupun amatir-vernakular. Karya dan program kuratorialnya telah dipresentasikan di berbagai ajang internasional, termasuk Image Forum Tokyo, Berlinale Forum, EMAF Osnabrück, Jakarta Biennale, TOKAS, dan Yamagata International Documentary Film Festival.
Instalasi multi-channel film terbarunya, Operation Thunder Tooth, merupakan salah satu karya yang dipesan oleh Singapore Biennale 2025. Selain praktik studionya, Lazuardi juga menginisiasi Palapa Screening Program, platform mikro-bioskop yang menampilkan berbagai film alternatif di Bandung, Indonesia.
Edwin
Filmmaker
Edwin (lahir 1978, Surabaya) adalah sutradara film asal Indonesia. Ia menempuh pendidikan desain grafis di Universitas Kristen Petra, Surabaya, dan melanjutkan studi film di Institut Kesenian Jakarta. Pada 2013, ia meraih gelar Magister Seni dalam bidang pembuatan film dari Amsterdamse Hogeschool voor de Kunsten, Belanda.
Pada 2009, Edwin diundang ke Berlinale dengan film pendeknya Trip to the Wound (2007). Pada tahun yang sama, film debut panjangnya Blind Pig Who Wants to Fly (2008) memenangkan FIPRESCI Award di International Film Festival Rotterdam. Film keduanya, Postcards from the Zoo (2012), yang juga ia tulis, tayang perdana di Berlinale ke-62 dalam kategori Competition.
Dengan film Posesif (2017), Edwin meraih Penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia. Adaptasi film panjangnya dari novel karya Eka Kurniawan, Vengeance is Mine, All Others Pay Cash, memenangkan Golden Leopard untuk Best Film di Locarno Film Festival 2021.
Moderator:
Rafael Marius
JAFF Archive
Rafael Marius adalah pegiat film dan seni. Lulusan Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta, praktik-praktiknya berkisar di pengorganisasian festival ataupun penulisan kritik film. Saat ini ia aktif berkegiatan di Forum Lenteng dan merupakan bagian dari Milisifilem Collective.




