TRIBUTE TO HENDRICK GOZALI: JEJAK KARYA DAN PENGABDIAN UNTUK INDUSTRI FILM INDONESIA
Sebagai penghormatan kepada perjalanan dan kontribusi Hendrick Gozali kepada industri film Indonesia, JAFF19 mempersembahkan program Tribute to Hendrick Gozali. Sebagai sosok yang ikonik dalam perfilman Indonesia, Hendrick Gozali (1939-2024) dikenal atas kontribusinya yang besar bagi produksi film nasional. Sejak tahun 1970 almarhum telah menghasilkan sekitar 40 judul film. Selain berperan sebagai produser, beliau juga pernah menempati berbagai posisi dalam industri film, seperti asisten sutradara dan direktur perusahaan distribusi serta produksi film, yaitu PT. Garuda Film. Perusahaan ini mempunyai pengaruh besar dalam mengimpor film-film Hong Kong ke Indonesia sebelum akhirnya memproduksi film-film klasik Indonesia.
Program Tribute to Hendrick Gozali ini menghadirkan tiga film laris yang diproduseri olehnya, yaitu Ranjang Pengantin (1974), Perempuan dalam Pasungan (1980), dan Sama Juga Bohong (1986).
- Perempuan dalam Pasungan (1980) Perempuan dalam Pasungan merupakan film pertama yang menggambarkan tradisi suku Jawa Kuno yang memasung orang yang dianggap memiliki gangguan, bahkan jika itu adalah anggota keluarga sendiri. Film ini meraih empat Piala Citra di Festival Film Indonesia 1981 untuk kategori Film Cerita Terbaik, Penyutradaraan Terbaik (Ismail Soebardjo), Tata Kamera Terbaik (Tantra Surjadi), dan Tata Artistik Terbaik (Benny Benhardi).
- Ranjang Pengantin (1974) Ranjang Pengantin merupakan film yang disutradarai oleh maestro Teguh Karya dan mengangkat nama aktor Slamet Rahardjo dan Lenny Marlina. Film yang mengangkat fenomena perkawinan tanpa restu antara sepasang sejoli muda tersebut memenangkan lima Piala Citra pada FFI 1975 di antaranya untuk kategori Penyutradaraan Terbaik (Teguh Karya).
- Sama Juga Bohong (1986) Sama Juga Bohong adalah film layar lebar ke-34 yang diproduksi oleh PT. Garuda Film merupakan film pertama dimana Hendrick Gozali bekerjasama dengan grup lawak tersohor, Warkop DKI. Film ini sendiri menceritakan Trio Dono, Kasino, dan Indro yang berusaha untuk mengadakan pertunjukan amal untuk memperbaiki rumah sahabat mereka dan yatim piatu yang hampir ambruk. Film ini menjadi film terlaris ketiga di Jakarta kala itu dengan meraih 363.459 penonton.