Skip links

Synthetic Cinema: Experiments in the Age of New Imagination

Penggunaan teknologi seperti AI (Artificial Intelligence) dalam pengembangan cerita film telah menjadi topik yang semakin relevan. Teknologi seperti AI saat ini mulai digunakan dalam proses kreatif di berbagai tahapan, seperti inisiasi pencarian ide cerita, penulisan naskah sampai tahap pasca-produksi. Tetapi penggunaan AI tidak bisa serta merta menggantikan kreativitas manusia, karena teknologi tidak dapat menyentuh intuisi, emosi, dan pengalaman hidup.
Perlu dilakukan diskusi dan pembuatan regulasi yang jelas untuk mengatasi masalah ini agar tidak menimbulkan ketidakadilan bagi para seniman dan pekerja kreatif. Penting untuk diingat bahwa penggunaan teknologi AI dalam korporasi tidak boleh dilakukan semata-mata dengan orientasi efisiensi biaya semata. Sebaliknya, penggunaan teknologi AI harus mempertimbangkan aspek kreativitas manusia yang tidak dapat digantikan oleh mesin.

Jadwal
Jadwal

Lokasi: Edelweiss Room ARTOTEL Suites Bianti – Yogyakarta

Tanggal: Selasa, 2 Desember 2025

Waktu: 13:00 – 15:00

Biaya Pendaftaran: Gratis

Pembicara:

Pembicara:

Akhmad Fesdi Anggoro

Akhmad Fesdi Anggoro

Indonesian Film Editors’ Association (INAFEd)
Akhmad Fesdi Anggoro, yang akrab dipanggil Mamad, adalah editor & creative producer berbasis Yogyakarta; Co-Founder Aftertake Post, studio pascaproduksi boutique yang menangani offline/online editing, VFX, dan color grading dengan kultur kolaboratif dan serta reliabel pada tenggat. Ia juga founder Penakawan, laboratorium cerita berfokus genre dengan filosofi global taste–local value. Dari ruang ini lahir serial HITAM (mystery–thriller, 2021), Pertaruhan: The Series (aksi, mulai 2022, Vidio), dan Zona Merah (thriller zombie, 2024, Vidio). Di komunitas profesi, ia aktif sebagai anggota Divisi Penelitian & Pengembangan (R&D) INAFEd, kontribusi pada ekosistem editor Indonesia melalui program pengembangan profesional. Pada FFI 2025, Mamad meraih nominasi Penyunting Gambar Terbaik untuk Pangku (On Your Lap) karya Reza Rahadian. Sebelumnya, ia memenangkan Piala Citra FFI 2022 – Best Editing untuk Before, Now & Then (Nana) dan Best Editing – JAFF 2024 untuk Queen of Witchcraft. Karya-karya kuncinya menyeberang antara prestise festival dan jangkauan streaming: editor Gadis Kretek (Netflix hit 2023), 24 Jam Bersama Gaspar (Busan 2023; rilis global Netflix 2024), serta kolaborasi internasional di In the Belly of a Tiger (Berlinale Forum 2024). Fokus & Keahlian: perancangan struktur dan ritme dramatik; orkestrasi alur multi-timeline; integrasi editorial–VFX–color dalam satu pipeline; pendampingan kreatif sejak pengembangan cerita; serta manajemen proses pascaproduksi end-to-end melalui Aftertake Post dan inkubasi IP berbasis genre di Penakawan. Singkatnya, Mamad adalah editor generasi baru yang konsisten menjaga keseimbangan visi artistik dan akurasi eksekusi, mengantar film dari ruang festival ke layar bioskop dan layanan streaming tanpa kehilangan nyawa cerita.

Salman Aristo

Salman Aristo

Penulis & Sutradara

Salman Aristo adalah produser, penulis skenario, sutradara, dan CEO Wahana Kreator Nusantara. Ia dikenal luas melalui karya-karya berpengaruh seperti Laskar Pelangi (2008) dan Garuda di Dadaku (2009). Pada 2016, ia meraih Piala Citra untuk Skenario Terbaik melalui film Athirah. Ia juga menulis skenario Bumi Manusia (2019), yang memenangkan penghargaan Skenario Terbaik untuk Film Panjang di Festival Film Bandung 2020.
Salman merupakan kreator podcast drama audio Kisah Horor The Sacred Riana (2020) dan Horor Pendek (2021). Beberapa karya terbarunya antara lain The Aces (Prime Video, 2023), Menduda (Vidio, 2024), dan Agen +62 (2025) sebagai produser eksekutif.
Selain berkarya di industri film, Salman juga menulis buku Kelas Skenario, yang disusun berdasarkan kurikulum pengajaran penulisan skenario yang ia kembangkan sejak 2009, serta buku Film Bisa Dieja (2024).

Igak Satria Wibawa

Igak Satria Wibawa

Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia untuk UNESCO

Satrya Wibawa adalah seorang akademisi dan diplomat yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia untuk UNESCO. Ia sebelumnya bertugas sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura (2022–2024). Sejak tahun 2000, ia menjadi dosen di Universitas Airlangga, Surabaya, dengan spesialisasi di bidang media digital, film, dan industri kreatif.
Satrya meraih gelar PhD dalam Studi Film dan Media dari Curtin University. Sebagai Direktur Pusat Komunikasi Strategis dan Kreatif di Universitas Airlangga, ia berfokus pada kajian sinema dan industri kreatif Asia Tenggara, serta berkontribusi pada diskursus akademik melalui penelitian dan inisiatif yang mengeksplorasi dinamika sinematik dan budaya di kawasan tersebut.

Moderator:

Samanta Aditya

Samanta Aditya

Heritage Enthusiast

Samantha Aditya Putri adalah lulusan Magister Antropologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan minat pada isu pemberdayaan masyarakat. Ia memiliki latar belakang di bidang riset, manajemen proyek dan penyelenggaraan event berbasis komunitas. Ia tertarik pada pengembangan event dan inisiatif publik yang menghubungkan alam, budaya dan pembangunan sosial secara berkelanjutan.

Siap… Siap… WAR TIKET!

Penjualan tiket publik JAFF20 akan dimulai pada 22 November 2025 pukul 14.00, eksklusif melalui TIX.ID.

Amankan kursimu dan rayakan 20 tahun JAFF!