PETA BARU BERSAMA
Garin Nugroho
Pendiri Festival
Ketika mendiskusikan program JAFF 19 , tercetus kemudian kata “market“, kami serentak setuju. Merujuk pada FGD yang dilakulan baik dengan para profesional dan industri lokal atau dengan tamu – tamu luar negeri JAFF merujuk pada keperluan untuk berani membuat program “market “, mengingat juga dinamika market film di Indonesia.
Ekosistem industri Indonesia memang bertumbuh positif , penonton film mencapai 60 juta penonton setelah tahun sebelumnya mencapai 55 juta (2023).
Pada sisi lain, market film bertambah dinamis dengan dinamika berbagai platform digital (OTT : Over The Top). Tercatat, OTT berbasis iklan meraih 50 juta penonton, naik 25 persen, pasar terbesar di Asean.
Lebih menarik lagi, penonton Indonesia sangat toleran pada iklan film atau seri di OTT, 42 persen penonton rela menonton 4 atau 5 iklan dalam satu jam untuk menonton film atau seri dengan gratis. Ditambah fenemona menarik, brand recall penonton iklan mencapai 35 persen berkat ingatan pada iklan.
Oleh karena itu, tema Market diputuskan untuk diusung dalam program JAFF. Tentu saja, sebagai program awal, menjadi semacam uji coba dan baru pertama di Indonesia.
Bagi saya, Market selalu berkait dengan transaksi jual beli , namun lebih dari itu, market akan membaca dinamika produksi dan distribusi, pembacaan selera dan jenis film, bertumbuhnya rumah produksi hingga pemetaan bisnis film dan seni film dalam relasinya dengam ekosistem media baru, dinamika bertumbuhnya generasi baru, pencapaian serta bertemunya para profesional dan stakeholder film serta institusi terkait. Market adalah sebuah peta awal bersama.
JAFF menyadari sebagai program uji coba senantiasa akan terbaca kelemahan baik pelaksanaan dan fungsi program “market“. Namun lebih dari itu, JAFF selalu berani untuk membuka peta baru.