Skip links

Sambutan Menteri Kebudayaan Indonesia

Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc

Menteri Kebudayaan Indonesia

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu,

Apresiasi atas keberhasilan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dalam penyelenggaraan JAFF Market untuk pertama kalinya. Melalui festival ini, kita tidak hanya merayakan karya-karya terbaik perfilman Indonesia, tapi juga menggali potensi terbaik anak bangsa, khususnya insan perfilman Indonesia, yang mampu bersaing dengan film-film mancanegara. 

Saat ini, Indonesia telah memiliki Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri, sebagai kementerian yang bertugas memajukan kebudayaan nasional. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan menjadi fondasi dalam kerangka pengembangan nilai-nilai luhur budaya bangsa, untuk memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan.

Di samping itu, melalui Undang-Undang nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman, pemerintah berkomitmen memajukan perfilman Indonesia sebagai sarana pencerdasan kehidupan bangsa, pembinaan potensi diri, dan pemajuan kesejahteraan masyarakat. 

Melalui dibentuknya Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina kebudayaan – guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk itu saya berharap, agar film dapat menjadi cerminan budaya dan jatidiri bangsa, serta menjadi instrument diplomasi kebudayaan bangsa Indonesia di kancah global.

Pada penyelenggaraan festival ke-19 kali ini, untuk pertama kalinya JAFF Market digelar. Kehadiran lebih dari 100 perusahaan film nasional dan internasional yang turut berpartisipasi aktif menunjukkan kehebatan JAFF bagi perfilman dunia – yang merupakan platform efektif dalam mendorong transformasi berkelanjutan sinema baik di Indonesia, Asia, maupun global.

Saya berharap, potensi perfilman ini dapat terus dikembangkan melalui keterlibatan lebih banyak insan perfilman nasional dan internasional. Oleh karena itu, semoga JAFF dapat terus memainkan peran dalam mendorong kerja sama dan kolaborasi di bidang perfilman, sehingga terus lahir bakat-bakat dan ide-ide baru di dunia perfilman Indonesia. 

Dalam kesempatan ini, saya mengajak untuk bersama-sama memperkuat Langkah strategis dan kolaboratif untuk memajukan ekosistem perfilman, sehingga dapat terus menghidupkan inspirasi bagi pelaku perfilman, komunitas, dan organisasi, baik di Indonesia maupun tingkat global.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.