MEMBICARAKAN KELAHIRAN DAN TRANSFORMASI FESTIVAL-FESTIVAL FILM ASIA DI PUBLIC LECTURE JAFF 19
Industri film Asia telah mengalami pertumbuhan signifikan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari keberadaan penyelenggaraan festival film regional yang bertujuan menjadi platform untuk pemutaran dan apresiasi terhadap karya-karya yang kemudian menggerakkan dinamika ekosistem film di wilayah itu.
Diselenggarakan pada 4 Desember 2024 di Artotel Meeting Room Suites 3, kuliah umum ini menyoroti perjalanan tiga festival film terkemuka di Asia, yaitu Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Busan International Film Festival, dan Singapore International Film Festival, yang melacak kelahirannya hingga menjadi besar seperti saat ini. Tiga pendiri, Garin Nugroho (Pendiri JAFF), Kim Dong-Ho (Pendiri BIFF), dan Philip Cheah (Kepala SIFF dan anggota NETPAC) hadir sebagai pembicara.
“Semua ini dimulai ketika kami mendirikan Asian Film Academy, dan melalui akademi ini, banyak pembuat film Asia belajar di Busan, dan kemudian BIFF didirikan,” kata Kim Dong-Ho tentang BIFF. Sementara itu, Philip Cheah mengungkapkan kepada para peserta bahwa konsep di balik pendirian SIFF awalnya dipengaruhi oleh festival-festival Barat dan mulai mendedikasikan SIFF untuk menghargai dan mempromosikan film-film Asia Tenggara.
“Sedangkan untuk JAFF, kami memutuskan untuk menyelenggarakannya di Yogyakarta karena jika kami melakukannya di Jakarta, biaya ekonomi pasti akan sangat tinggi,” jelas Garin. Ia juga menambahkan bahwa inspirasi tersebut juga datang dari Kim Dong-Ho dan Philip.
Ketiga pendiri tersebut juga sepakat tentang pentingnya pemetaan budaya dan menyoroti tantangan dalam membangun audiens untuk beragam selera sinematik, meninggalkan pemahaman yang tak terlupakan bagi para peserta.
Jangan lewatkan program-program non-screening berikutnya dari JAFF 19. Untuk informasi lebih lengkap, ikuti akun media sosial resmi @jaffjogja dan situs web jaff-filmfest.org.
News Contributor: Lorem Ipsum
Photos: JAFF Documentation Team