Light of Asia setiap tahunnya menghadirkan film-film yang berkompetisi di Jogja Asian-NETPAC Film Festival, tapi tak hanya berhenti disitu, program ini juga menjadi sebuah representasi realitas kita saat ini. Film-film Pendek yang hadir dalam Light of Asia hadir sebagai sebuah highlight atas kegelisahan yang kita hadapi saat ini. Singkatnya program ini mengajak kita untuk menengok kebelakang sejenak, sembari membayangkan apa yang akan kita lalui dalam waktu segera atau jauh kedepan.
Berkaca pada program Light of Asia tahun-tahun sebelumnya, dimana program ini hadir tidak hanya sebagai sebuah gambaran pencapaian estetik, tapi juga menjadi sebuah refleksi atas diri kita (kemanusian). Kehadiran sembilan film yang terpilih di Program Light of Asia memberi sorotan terhadap hal-hal tersebut. Hal itu terlihat menarik karena melihat fakta bahwa ini merupakan tahun kedua JAFF diselenggarakan secara offline kembali setelah pandemi di awal tahun 2020, isu kemanusiaan, gender, lingkungan, kelas sosial, dll, masih tetap relevan dan dibicarakan.
Isu tersebut memang tak pernah surut, tapi jauh lebih tajam dan menarik untuk dilihat dalam konteks tahun ini dan juga tahun sebelumnya, sebagai sebuah “perkembangan”. Apa yang berkembang, dan berkembang seperti apa? Pertanyaan ini justru menarik dan pantas untuk diajukan. Kesembilan film ini kami pilih bukan hanya sebagai sorotan atas isu-isu tertentu saja, tapi juga memiliki konteks lain yaitu soal mengembangkan kesadaran akan realitas dunia yang terjadi saat ini atau harapan yang akan datang.
Film-film yang hadir dalam program Light of Asia kali ini kiranya dapat menjadi pelita di tengah suasana dunia yang sedikitnya kelabu hampir di sepanjang tahun.
Ayu Diah Cempaka
Theo Maulana
Yustinus Kristianto