Skip links

Talks: Menulis Perubahan: Sinema Indonesia di Tengah Transformasi

Sejak berakhirnya Orde Baru, lanskap sinema Indonesia mengalami perubahan mendasar baik dari sisi produksi, distribusi, maupun representasi sosial yang dihadirkan di layar. Reformasi politik membuka jalan bagi munculnya keragaman tema, gaya bercerita, dan pelaku baru di dunia film. Thomas Barker, melalui bukunya Going Mainstream: Indonesian Cinema after the New Order, mengulas bagaimana industri film Indonesia bertransformasi menjadi bagian dari budaya populer dan ekonomi kreatif nasional. Ia menyoroti bagaimana praktik produksi, distribusi, hingga regulasi membentuk wajah baru sinema Indonesia yang lebih terbuka, namun juga terjerat dalam logika pasar dan kekuatan modal. Sementara itu, Dag S. Yngvesson dalam Archipelagic Cinemas: Screening Southeast Asian Modernity menawarkan pandangan yang lebih luas tentang sinema Asia Tenggara, dengan menempatkan film sebagai medium yang mencerminkan dan membentuk modernitas kepulauan (archipelagic modernity). Melalui pendekatan lintas-nasional, ia melihat sinema sebagai ruang pertukaran gagasan, sejarah, dan identitas di antara negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia yang saling terhubung oleh pengalaman kolonial, budaya maritim, dan migrasi.
Jadwal
Jadwal

Lokasi: Edelweiss Room ARTOTEL Suites Bianti – Yogyakarta

Tanggal: Selasa, 2 Desember 2025

Waktu: 10:00 – 12:00

Biaya Pendaftara: Gratis

Pembicara:

Pembicara:

Thomas Barker

Thomas Barker

Peneliti Film

Thomas Barker adalah Profesor Madya Kehormatan di Australian National University. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Ketua Program di University of Nottingham Malaysia, dan peneliti tamu di UCLA, Universitas Indonesia, National Chengchi University (NCCU), National University of Singapore, dan Perpustakaan Nasional Australia. Beliau pernah menjadi juri untuk Festival Film Dokumenter (Yogyakarta), Malaysia International Film Festival (MIFFEST), dan Freedom Film Festival (Malaysia) serta menulis untuk Far East Film Festival, Italia. Saat ini, beliau sedang menulis buku tentang industri film Indonesia di bawah Presiden Sukarno dari tahun 1950 hingga 1966.

Dag S. Yngvesson

Dag S. Yngvesson

Peneliti Film

Dag Yngvesson adalah seorang sutradara film dan Dosen Pembantu di bidang sinema dan studi budaya di Universitas Nottingham, Malaysia. Karya ilmiah dan kreatifnya berfokus pada sejarah dan politik bentuk dalam sinema dan media Asia Tenggara. Buku pertamanya, berjudul Archipelagic Cinemas: Screening Southeast Asian Modernity (University of California Press 2025), membandingkan perkembangan sinematik dan politik di seluruh Asia Tenggara. Saat ini, ia sedang menggarap Pulau Keramat, sebuah proyek film etnofiksi yang berfokus pada politik keagamaan makam keramat di Malaka, Malaysia.

Budi Irawanto

Budi Irawanto

Presiden JAFF

Moderator:

Debby Dwi Elsha

Debby Dwi Elsha

Pengajar

Pengajar di Prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta.
Berpengalaman memproduksi dan mengkaji film Indonesia. Pernah menjadi juri di berbagai festival film baik nasional maupun internasional. Berkontribusi sebagai Chief of Public Lecture di JAFF 2018. Bergabung dan aktif sebagai pengurus dalam Asosiasi Pengkaji Film Indonesia (KAFEIN). Berlatar belakang pendidikan ilmu komunikasi, dan saat ini sedang menempuh Pendidikan doktor di Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada.

Siap… Siap… WAR TIKET!

Penjualan tiket publik JAFF20 akan dimulai pada 22 November 2025 pukul 14.00, eksklusif melalui TIX.ID.

Amankan kursimu dan rayakan 20 tahun JAFF!