Skip links

Sambutan Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia

H. Giring Ganesha Djumaryo, S.I.Kom

Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Shalom
Salam Sejahtera bagi kita semua
Om swastiastu
Namo Buddhaya
Salam kebajikan
Rahayu

Dengan Senang hati dan antusiasme yang besar, kami sampaikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan Sinema Yogyakarta, yang telah mengawal seluruh rangkaian pelaksanaan Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang ke 19 dengan sangat baik. JAFF menjadi festival film terbesar di Indonesia yang berfokus pada perkembangan sinema Asia dan berkontribusi signifikan terhadap perkembangan sinema Indonesia dan menjadi wadah persimpangan berbagai sektor, seperti seni, budaya, ekonomi kreatif, dan pariwisata.

Melalui Kementerian Kebudayaan, Bapak Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan agar film dapat menjadi cerminan budaya dan jatidiri bangsa, serta menjadi instrument diplomasi kebudayaan bangsa Indonesia di Kancah global, sesuai dengan amanat UU No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman Indonesia, baik dari peningkatan Pendidikan film, Peningkatan Produksi dan Kreasi film, Penguatan Distribusi & Eksibisi Film, Peningkatan Apresiasi & literasi Film dan pengarsipan film.

Animo masyarakat dalam menonton film Indonesia terus meningkat hingga mencapai 68 Juta penonton, hal ini menunjukan bagaimana kualitas film kita semakin meningkat yang berdampak pada antusiasme dan minat penonton. Melalui laboratorium Film telah menghasilkan 42 Naskah Skenario Panjang (Masterclass Indonesiana Film), dan 18 Dokumen pendek film documenter (Idoclab), serta 49 film pendek dari kompetisi Produksi Layar Indonesiana yang dilakukan penayangan secara perdana pada JAFF.

Kementerian Kebudayaan telah berkolaborasi dengan JAFF sejak tahun 2020 guna memberikan ruang – ruang pemutaran film Indonesia dan menjadi sebuah event industri yang menjadi hub dan sarana berjejaring bagi seluruh ekosistem perfilman Indonesia untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi industri film di Indonesia , yang menunjukan bahwa pada program JAFF dari tahun 2020 s.d 2024 telah menghadirkan 773 film dari 114 Negara dan 410 film berasal dari Indonesia dengan jumlah pengunjung mencapai 93.653 orang, hal ini membuktikan bahwa JAFF menjadi program strategis dan barometer film Indonesia yang selalu di nanti oleh insan perfilman.

Tahun ke-19 ini adalah edisi yang istimewa karena menjadi tahun pertama digelarnya JAFF Market dengan 100 instansi dan production Company, 500 professional, 200 undangan instansi pendidikan dan juga delegasi international. Hal ini menjadi program penting kaerna JAFF Market menjadi salah satu pasar film pertama di Indonesia yang mampu mempertemukan para pelaku film dengan industrinya dengan beberapa program yang sejalan dengan tugas dan fungsi Kementerian kebudayaan melalui Industry Exhibition, JAFF Future project, JAFF Content Market, Talent day, Yaoung FIlmaker lab, Company Showcase, meet the actor, film conference, Networking event, dan market screening room.

Saya yakin Festival ini mampu memberikan kontribusi terhadap ekosistem perfilman Indonesia yang harapannya mampu membawa narasi Indonesia ke panggung dunia. Sejalan dengan arahan Bapak Fadli Zon, yang mendorong pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan, khususnya dalam bidang budaya digital dan ekonomi budaya, kami menyadari pentingnya penguatan sektor ini untuk memperkaya dan memajukan kebudayaan bangsa. Budaya digital saat ini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, dan sinema Indonesia harus mampu mengadaptasi perkembangan tersebut. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan platform-platform digital yang dapat mendukung distribusi dan apresiasi film Indonesia, serta memperkuat ekonomi budaya yang berbasis pada kreativitas digital.

Dengan Senang hati dan antusiasme yang besar, kami sampaikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan Sinema Yogyakarta, yang telah mengawal seluruh rangkaian pelaksanaan Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang ke 19 dengan sangat baik. JAFF menjadi festival film terbesar di Indonesia yang berfokus pada perkembangan sinema Asia dan berkontribusi signifikan terhadap perkembangan sinema Indonesia dan menjadi wadah persimpangan berbagai sektor, seperti seni, budaya, ekonomi kreatif, dan pariwisata.

Melalui Kementerian Kebudayaan, Bapak Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan agar film dapat menjadi cerminan budaya dan jatidiri bangsa, serta menjadi instrument diplomasi kebudayaan bangsa Indonesia di Kancah global, sesuai dengan amanat UU No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman Indonesia, baik dari peningkatan Pendidikan film, Peningkatan Produksi dan Kreasi film, Penguatan Distribusi & Eksibisi Film, Peningkatan Apresiasi & literasi Film dan pengarsipan film.

Animo masyarakat dalam menonton film Indonesia terus meningkat hingga mencapai 68 Juta penonton, hal ini menunjukan bagaimana kualitas film kita semakin meningkat yang berdampak pada antusiasme dan minat penonton. Melalui laboratorium Film telah menghasilkan 42 Naskah Skenario Panjang (Masterclass Indonesiana Film), dan 18 Dokumen pendek film documenter (Idoclab), serta 49 film pendek dari kompetisi Produksi Layar Indonesiana yang dilakukan penayangan secara perdana pada JAFF.

Kementerian Kebudayaan telah berkolaborasi dengan JAFF sejak tahun 2020 guna memberikan ruang – ruang pemutaran film Indonesia dan menjadi sebuah event industri yang menjadi hub dan sarana berjejaring bagi seluruh ekosistem perfilman Indonesia untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi industri film di Indonesia , yang menunjukan bahwa pada program JAFF

dari tahun 2020 s.d 2024 telah menghadirkan 773 film dari 114 Negara dan 410 film berasal dari Indonesia dengan jumlah pengunjung mencapai 93.653 orang, hal ini membuktikan bahwa JAFF menjadi program strategis dan barometer film Indonesia yang selalu di nanti oleh insan perfilman.

Tahun ke-19 ini adalah edisi yang istimewa karena menjadi tahun pertama digelarnya JAFF Market dengan 100 instansi dan production Company, 500 professional, 200 undangan instansi pendidikan dan juga delegasi international. Hal ini menjadi program penting kaerna JAFF Market menjadi salah satu pasar film pertama di Indonesia yang mampu mempertemukan para pelaku film dengan industrinya dengan beberapa program yang sejalan dengan tugas dan fungsi Kementerian kebudayaan melalui Industry Exhibition, JAFF Future project, JAFF Content Market, Talent day, Yaoung FIlmaker lab, Company Showcase, meet the actor, film conference, Networking event, dan market screening room.

Saya yakin Festival ini mampu memberikan kontribusi terhadap ekosistem perfilman Indonesia yang harapannya mampu membawa narasi Indonesia ke panggung dunia. Sejalan dengan arahan Bapak Fadli Zon, yang mendorong pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan, khususnya dalam bidang budaya digital dan ekonomi budaya, kami menyadari pentingnya penguatan sektor ini untuk memperkaya dan memajukan kebudayaan bangsa. Budaya digital saat ini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, dan sinema Indonesia harus mampu mengadaptasi perkembangan tersebut. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan platform-platform digital yang dapat mendukung distribusi dan apresiasi film Indonesia, serta memperkuat ekonomi budaya yang berbasis pada kreativitas digital.

 
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Shalom
Salam Sejahtera bagi kita semua
Om swastiastu
Namo Buddhaya
Salam kebajikan
Rahayu