Undertaker

Di Desa Non-Khun di Thi Baan, terdapat kisah Joed, seorang pemuda berusia 25 tahun yang baru saja lulus dari fakultas hukum setelah menempuh pendidikan selama 7-8 tahun. Ayahnya adalah seorang penyelenggara jenazah, dan Joed memiliki impian untuk mengikuti ujian guna menjadi pengacara atau wakil kepala daerah. Namun, harapannya terhalang oleh keadaan ketika ayahnya jatuh sakit, memaksanya untuk membantu mengurus jenazah.
Joed merasakan keraguan yang mendalam. Tugas menangani mayat membuatnya ketakutan, terutama karena ia memiliki rasa takut terhadap hantu. Namun, kondisi ayahnya semakin memburuk, dan Joed merasa terjebak antara kewajiban dan ketakutannya.
Di tengah kepedihan ini, Siang, sahabat Joed, juga sedang berjuang dengan patah hati setelah ditinggal pergi oleh mantannya, Bai Khao. Untuk mencoba melupakan kesedihannya, Siang memutuskan untuk menjadi biksu, tetapi ia tetap menderita akibat kehilangan tersebut. Dalam upayanya untuk bertemu Bai Khao setelah kematiannya, ia mulai mempelajari berbagai teori tentang cara bertemu dengan orang yang telah meninggal.
Siang kemudian berkonsultasi dengan ayah Joed, yang mengetahui cara melakukan upacara perjalanan astral ke dunia mimpi, di mana seseorang bisa bertemu dengan orang yang telah tiada. Ayah Joed menyepakati bahwa Siang harus ikut membantu Joed dalam tugasnya sebagai pemandi jenazah, meskipun Joed sangat takut dengan hantu dan harus menjalankan tanggung jawab tersebut.
Akhirnya, Joed menyadari bahwa segala sesuatu memiliki waktunya. Inilah sifat dari kebenaran. Semua orang belajar dan memahami bagaimana cara mempertahankan orang-orang terkasih, serta menghadapi kehilangan yang tak terhindarkan.