Dalam kosmologi budaya Jawa, kurun kelahiran dan suratan masa depan dipercaya berhubungan. Dalam 17 tahun perjalanannya, JAFF kerap dihadapkan pada berbagai krisis, baik krisis sosial maupun bencana alam. Paling tidak ada tiga krisis besar yang telah dilewati JAFF, dimulai dengan bencana gempa bumi besar di tahun pertama penyelenggaraan JAFF (2006), meletusnya gunung Merapi di tahun ke-5 JAFF (2010), dan pandemi Covid-19 yang menyebabkan penyelenggaraan JAFF 15 (2020) harus berubah di berbagai hal. Barangkali, kehadiran JAFF yang terus konsisten selama ini adalah sebuah keajaiban, bak suratan masa yang telah dituliskan.
Digerakkan oleh sebagian besar relawan, JAFF tumbuh dan berkembang hingga saat ini. Menemukan dan menyaksikan lahirnya bakat-bakat baru yang kini mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional adalah salah satu energi terbesar bagi penyelenggaraan JAFF. Kami menyadari, bahwa mungkin saja keajaiban tidak akan selalu datang pada saat yang kami harapkan. Kami harus terus menata diri. Berusaha lebih profesional, menggalang kemitraan dengan para pemangku kepentingan secara lebih optimal, dan mencari penemuan-penemuan baru sebagai strategi keberlanjutan.
Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dukungan para sineas, seluruh mitra, sponsor, relawan, penonton, dan publik luas yang terus diberikan kepada JAFF hingga mencapai usianya yang ke-17 tahun ini. Mari terus bergandengan tangan, bergotong-royong, berkolaborasi untuk terus menciptakan keajaiban-keajaiban bersama JAFF!
Executive Director