Talks: Dare to be A Webtoonist! by Kwikku

Meskipun sudah muncul di Indonesia sejak tahun 2010 melalui Ngomik.com yang sempat memiliki 2.700 pengguna dan 500 komikus, webtoon (komik digital) di Indonesia belum terlalu populer. Baru sejak tahun 2015 ketika LINE Webtoon diluncurkan, potensi kreator dan pasar Webtoon di Indonesia semakin terlihat. Saat ini Line Webtoon telah mencapai 6 juta pembaca, di mana Indonesia merupakan pasar terbesar komik digitalnya. Beberapa karya komik digital Indonesia pun sukses dan diangkat menjadi film yaitu Si Juki : Lika-Liku Anak Kos (2017), Terlalu Tampan (2019), dan Eggnoid (2019). Bahkan, salah satu karya webtoon Indonesia, “Virgo and The Sparkling” akan segera diadaptasi menjadi seri drama Korea.

 

Didirikan sejak tahun 2013, dan mampu menarik 40,000 pengguna terdaftar di awal peluncurannya, Kwikku menjelma menjadi salah satu platform social storytelling gen Z asli Indonesia yang terkemuka saat ini. Sejak bergabung dengan ekosistem Falcon Pictures pada tahun 2019, tak terhitung karya cerita, webtoon, bahkan skenario film yang dimuat di Kwikku berhasil, dipublikasikan dalam bentuk novel, komik, maupun film. Diskusi ini diadakan untuk mengetahui seluk-beluk webtoon di Indonesia, dan bagaimana kiat menjadi webtunis yang sukses.

LPP 1 | SAT, 3 DEC | 14:00 - 15:30

Speaker

Sweta Kartika

Sweta Kartika

Sweta Kartika sudah bercita-cita menjadi seniman dan ilustrator komik sejak kecil. Lahir pada 14 April 1986, di sebuah kota kecil di Kebumen, Jawa Tengah, dari ayah seniman, masa kecilnya membantunya mengembangkan kreativitas dan disiplinnya, yang ia gunakan setiap hari untuk mengasah keterampilan menggambarnya. Secara tidak sadar, hal itu kemudian melahirkan moto dalam kehidupan penggila seni rupa tradisional Indonesia ini bahwa "tidak ada kesuksesan yang instan".
Setelah menempuh pendidikan formal selama 12 tahun, Sweta melanjutkan studinya di Program Desain Komunikasi Visual di Institut Teknologi Bandung. Saat itulah ia mulai memperdalam studi visual seni tradisional dan berkolaborasi dengan tiga teman lain yang memiliki visi yang sama untuk mendirikan Wanara Studio, di mana ia mengelola divisi komik dan ilustrasi. Setelah menyelesaikan S1-nya pada tahun 2008, ia melanjutkan sebagai komikus dan ilustrator lepas sambil mengikuti Program Magister Desain di almamater yang sama pada tahun 2011 dan lulus dua tahun kemudian, sebelum publikasi komik aksinya Nusantaranger dan Wanara.
Sweta adalah seorang komikus dan pendidik non-akademik yang saat ini bekerja untuk memajukan industri kreatif Indonesia. Melalui kursus Comic Sense buatannya sendiri, dia mengajari orang-orang bagaimana membuat cerita yang hidup. Sweta juga tertarik untuk membawa pencak silat ke pasar dunia melalui komik aksi. Sweta menyukai cerita-cerita hikayat pendekar silat karena ia sering mendengarnya saat masih muda. Ia dan sahabatnya, Alex Irzaqi, memulai Padepokan Ragasukma untuk mempertemukan para komikus silat lainnya.
Mahakaryanya, Pusaka Dewa, yang diterbitkan di bawah Padepokan Ragasukma, menggambarkan pertarungan busuk senjata tradisional Jawa yang sakral. Ia berhasil muncul sebagai pembaharu komik silat Indonesia dan akhirnya diadaptasi menjadi permainan kartu berjudul Keris Tanding. Sweta bekerja sama dengan sepuluh komikus silat lainnya untuk membawa tradisi dan budaya Indonesia ke industri komik internasional.

moderator

Lalu Roisamri

Lalu Roisamri

Lalu Roisamri, mempelajari Jurnalisme TV (1995-1998) di Universitas Gadjah Mada sebelum melanjutkan studi Kajian Film di Institut Kesenian Jakarta (1998-2000). Ia bergabung sejak tahun pertama, 1999, dan menjadi Co-Director Jakarta International Film Festival (JIFFest), yang terbesar di Asia Tenggara, dan promotor banyak talenta baru perfilman Indonesia. Mengikuti residensi untuk festival management di Rotterdam Film Festival (2001) and New York Film Festival (2006). Sejak 2011 hingga saat ini, Lalu aktif membantu pemerintah dalam mempromosikan film-film Indonesia dan lokasi syuting di pasar internasional di lebih dari 25 negara. Dia adalah Penasihat Indonesia (2016-2017) untuk perusahaan teknologi hiburan Asia Pasifik, Weying, unicorn dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah Tiongkok yang didukung oleh Tencent, Wanda, dan China Media Capital, untuk berinvestasi di Indonesia. Pada tahun 2017-2022 ia menjabat sebagai Ketua Bidang Promosi Lokasi Badan Perfilman Indonesia yang berhasil membentuk 5 komisi film daerah di Indonesia. Sejak tahun 2020, ia menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Semesta Daya Mada (Salaka Credu), organisasi yang memusatkan perhatian pada kewirausahaan perfilman. serta bidang seni, budaya, dan ekonomi kreatif lain.