Skip links

Glowing

Garin Nugroho

Festival Founder

“Film Asia – Indonesia di Busan glowing nih.” Inilah WhatsApp seorang teman dari Busan International film festival 2023 dengan kehadiran 20 film Indonesia maupun sekitar 80 delegasi Indonesia.

Kata “Glowing“ yang populer dikalangan anak muda, merujuk pengertian tampil sehat dan cantik sekaligus berenergi. Barangkali demikianlah padanan situasi dan kondisi sinema Indonesia dan Asia. Maka JAFF ke 18 mengambil tema “Luminescene” yang merujuk kata “pijaran” atau lebih luas lagi merujuk pengertian karakter yang berpijar. Pijaran yang membuat segala sesuatu “Glowing “.

Sejarah mencatat, JAFF didirikan saat gempa dan gunung api meletus di jogja, menjadikan tidak ada satu aktivitas publik yang berjalan. JAFF layaknya lilin pada sebuah kamar gelap dengan manusia sakit berbaring. Lilin yang mengandung makna “Luminescene” alias pijaran dan membawa cahaya alias Glow.

JAFF juga merujuk pada energi kebangkitan Jogja sebagai kota industri kecil yang “Glowing” melengkapi Jakarta. Secara berseloroh, JAFF mendorong lahirnya pekerja film yang “Glowing”. Simak salah satunya, lahirnya generasi Yosep Anggi Noen.

Namun festival sebagai luminescence senantiasa menuntut ekosistem yang memperbaruhi dirinya Maka JAFF selalu mencoba melakukan kerja evaluasi sekaligus memberi ruang tumbuh baru berbagai aspek pada program-programnya.

JAFF tahun lalu telah melakukan Focus Group Discussion(FGD) guna membaca pertumbuhan dan tantangan JAFF. Kini, JAFF membangun Lab sebagai oase pertumbuhan generasi baru. Lab yang merupakan bentuk jejaring dan kerjasama beragam organisasi film international sebagai ruang tumbuh kreativitas, baik aspek pengetahuan, ketrampilan hingga apresiasi dan distribusi.

Bagi kami, peran festival adalah memberi pijaran yang memberi sinar, meski sekecil apapun pada daya hidup film Indonesia dan Asia .