82 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative | Indonesian - Khmer | sub. English | 13+
82 minutes | 2022 | Indonesia | Narrative | Indonesian - Khmer | sub. English | 13+
XXI 5 | SUN 27 NOV | 14:30
World Premiere
Dance Film Mahendraparvata mengangkat tema hubungan Jawa dengan Kamboja di abad 8 – 9 M melalui metafora perjalanan gaib sebuah topeng suci yang hanyut di sungai Jawa, lalu sampai di sungai kawasan Phnom Kullen, Kamboja, lokasi situs Mahendraparvata dan kembali lagi ke sungai di Jawa (Kawasan Borobudur).
Dalam studi arkeologi, hubungan Jawa dan Kamboja di masa kuno dapat diketahui dari terjemahan prasasti Sdok Kak Thom yang ditemukan di perbatasan Thailand dan Kamboja. Prasasti ini menjelaskan bahwa pada abad 8-9 M terdapat hubungan antara Jayawarman II, penguasa Kamboja dan Jawa. Masih terdapat polemik di kalangan arkeolog Jawa yg disebut Jawa di Indonesia atau Campa (Vietnam). Dance film ini tidak bermaksud menjadi film dokumenter yg masuk ke persoalan itu tapi lebih menekankan hubungan antara tari dan candi yg universal.
Sutradara
BWCF (Borobudur Writers and Cultural Festival)
Produksi
BWCF (Borobudur Writers and Cultural Festival)
Kontak:
bwcf.66@gmail.com
Borobudur Writers Cultural Festival (BWCF) adalah festival tahunan sejak tahun 2012.
Perhatian utama BWCF adalah memaknakan kembali berbagai khazanah literasi nusantara untuk menemukan relevansi aktualnya bagi masa kini dan masa depan Indonesia. BWCF menganggap masih banyak hal penting dalam sejarah dan kebudayaan nusantara yang belum digali dan didiskusikan.
BWCF berpendapat kemodernan Indonesia adalah kemodernan yang unik karena dibentuk oleh pluralitas yang begitu beragam. Pluralitas adalah harta dan sumber mata air yang harus dijaga sekuat tenaga. Gagasan-gagasan religius dan filsafat yang ada dalam berbagai manuskrip kuno nusantara, relief candi, sampai ide estetis yang ada dalam kesenian dan upacara yang membentang dari Aceh, Bali sampai Papua adalah bahan yang tak akan habis didulang untuk inspirasi Indonesia kontemporer.
BWCF juga berpendapat masih banyak yang bisa digali dan diperbincangkan dari pandangan antropologi, aksiologi sampai kosmologi nusantara. Hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan toleransi, kearifan hidup dan estetika. Masih banyak hal-hal tersembunyi atau terlalu lama ditidurkan dari kebudayaan nusantara yang bisa dikuak kembali energinya untuk merefleksikan kemodernan dan ke avant garde an Indonesia.