Skip links

Mari Menjadi Manusia Asia Yang Sesungguhnya

Ifa Isfansyah

Festival Director

Pekerjaan setahun sekali menuliskan catatan untuk festival ini semakin lama menjadi semakin serius. Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) semakin dewasa, sudah bukan anak kecil lagi yang kapanpun bisa diajak bercanda. Sistem dan juga organisasi yang terstruktur juga kami terus lakukan beriringan dengan karakter dan visi festival yang semakin tajam. Setelah belasan tahun, JAFF harus semakin berfungsi dengan baik bukan hanya pada dunia perfilman saja tapi pada masyarakat secara langsung. Untuk apa belasan tahun menyelenggarakan festival jika tidak bisa berdampak langsung pada masyarakat? Pertanyaan itu mulai muncul. 

Semenjak peristiwa COVID-19, kesadaran akan sesuatu yang berdampak baik pada masyarakat semakin tinggi. Sekarangpun dunia tidak sedang baik-baik saja. Mulai dari bencana alam, tragedi kemanusiaan hingga apa yang terakhir terjadi dengan saudara-saudara kita di Palestina membuat kata “Festival” rasanya tidak tepat untuk dimunculkan. Perayaan atas apa? Tapi jika mengacu pada sejarah, festival film pertama di dunia justru muncul saat krisis berkecamuk. Kita membutuhkan kendaraan untuk berbuat baik, untuk menyikapi tragedi dan semua hal dalam usaha menyumbang kebaikan pada masyarakat kita. Doa sudah tentu saja dipanjatkan, disusul dengan langkah nyata dan usaha yang berdampak secara langsung. Satu kata yang kita bela: kemanusiaan. Untuk kembali menjadi karakteristik manusia Asia yang sesungguhnya.

Selama beberapa dekade terakhir, film-film Asia telah mendapatkan pengakuan dalam skala global, memikat penonton dunia dengan penyampaian cerita yang unik dan khas, bahkan narasi yang menggugah pikiran. Bakat-bakat yang yang dimiliki para pembuat film di Asia, dikombinasikan dengan kemajuan teknologi dan perubahan perspektif dalam pembuatan film, telah membuka jalan bagi perfilman Asia lainnya. Atas dasar itulah Luminescene dipilih sebagai tema di edisi ke-18 ini. Tema ini menggarisbawahi pentingnya memiliki perspektif yang inklusif dalam memandang sinema dari asal-usulnya yang berbeda.  Cahaya sinema Asia yang distingtif memendar dari karakternya sendiri ketimbang dikonstruksi oleh kekuatan di luar dirinya.

Atas beberapa alasan dan bacaan atas apa yang diwacanakan tersebut, JAFF tahun ini akan dibuka oleh film Auto Bio Phamplet (Ashish Avinash Bende) dari India dan ditutup dengan Film 13 Bom di Jakarta (Angga Dwimas Sasongko) dari Indonesia.  JAFF tahun ini akan menghadirkan 205 judul film dari 22 negara Asia-Pacific yang akan terangkai dalam program utama JAFF seperti Asian Feature Competition, Light of Asia, Emerging, Panorama, Asian Perspective, JAFF Indonesian Screen Awards akan memastikan kemeriahan festival yang akan berlangsung selama delapan hari ini. Catatan khusus harus diberikan pada pencapaian film di Asia Tenggara. Tanpa sengaja hampir seluruh film yang ada di sesi kompetisi utama berasal dari Asia Tenggara dan semuanya adalah karya dari sutradara film panjang pertama. JAFF terus berkomitmen untuk terus berfungsi dengan baik di teritorinya.

Selain itu juga ada program baru yang dimulai di tahun ini: Nocturnal. Penonton akan diajak kembali menonton film-film genre di waktu dini hari. Pastikan program tersebut akan menjadi pengalaman sinema yang tak terlupakan. Program Emerging untuk sutradara-sutradara film pendek baru juga kami lakukan voting untuk menentukan film favorite pilihan penonton. Program fokus tahun ini memilih Tony Trimarsanto (Indonesia) yang trus kosisten dengan karya dokumenternya dan juga Christine Hakim untuk menandai pencapaian 50 tahun berkarya di dunia perfilman. JAFF juga akan memutar karya-karya sutradara yang sudah established seperti Wim Wenders, Ryusuke Hamaguchi, Koreeda Hirokazu, dan sebagainya. Sejak awal kolaborasi lah yang membuat value JAFF semakin besar, tahun ini kami kembali berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk pelaksanaan program seperti dengan Netflix Indonesia, MyLab, Doha Film Institute, Asian Film Academy Awards, Bioskop Online, Klik Film dan sebagainya.

Setiap tahun kami juga memilih seniman visual untuk artwork resmi dari JAFF. Tahun ini Napati Arwangga atau yang dikenal dengan Oomleo kami pilih sebagai  visual artist untuk mengintrepretasikan tema JAFF ke dalam bentuk karya Seni Piksel. Volunteer juga kembali akan menjadi wajah dari pelaksanaan JAFF dengan semangat anak muda. Forum Komunitas yang setiap tahunnya semakin kuat juga kembali kami laksanakan, ratusan aktifis komunitas film akan hadir dari berbagai daerah di Indonesia.  Masih menjadi komitmen JAFF untuk berdiri dengan tiga kaki utama: Bakat-bakat baru, Akademisi dan Profesional. Public Lecture dan Program Edukasi setiap tahunnya selalu digelar dengan beberapa urgensi tema yang kami pilih, termasuk dua tema yang menarik dan jarang dibicarakan: closed caption atau takarir untuk Tuli atau Sulit Mendengar, penulisan cerita anak, workshop film eksperimental film 16mm dan juga audience design. Dan komitmen JAFF untuk terus beririsan dengan bentuk kesenian lainnya juga masih terus dipertahankan, ada program special event yang memutar empat video music terbaru band Efek Rumah Kaca yang dilanjutkan dengan performance, music video/film pendek dari band Rapsodi dan juga Band ERWE.  JAFF sudah menjadi energi yang dibutuhkan setahun sekali untuk memperkuat identitas Asia kita. Identitas sebuah film sangat berbeda dengan identitas nationality. Untuk itulah mulai tahun ini JAFF memberikan Honorary Award kepada sosok dari Asia selain Indonesia tas kontribusinya terhadap perfilman Indonesia. Dan tahun ini award diberikan kepada Teoh Gay Hian yang telah bekerja untuk banyak film Indonesia yang mendapatkan apresiasi di dalam dan luar negeri.

Tahun depan akan menjadi tahun penting untuk JAFF. Setiap tahunnya JAFF sudah menjadi hub untuk bakat-bakat baru dengan profesional yang ada di industri film Indonesia. Untuk itu tahun depan kami menggagas sebuah industry event yang akan berfokus pada marketplace untuk titik pertemuan bakat baru dan profesional. Kami berencana akan menggelar JAFF Market yang berlangsung paralel dengan pelaksanaan JAFF sehingga titik pertemuan bakar baru, project baru, cerita baru dan juga dengan profesional dan seluruh ekosistem perfilman akan lebih strategis dan terukur. Tahun lalu kami sudah mulai menginisiasi untuk mempersiapkan sistem pendukung dan tahun ini kami akan mengadakan Focus Group Discussion dengan pemangku kepentingan industri film untuk meperkuat rencana ini agar menjadi kepentingan bersama.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim luar biasa di balik layar yang telah bekerja tanpa lelah untuk mewujudkan festival ini. Semangat, dedikasi, dan komitmen teguh mereka telah mewujudkan acara ini. Festival ini tidak akan ada tanpa kerja keras mereka dan saya sangat bersyukur memiliki tim yang berbakat dan berdedikasi.

JAFF tahun ini merupakan perayaan kekuatan identitas karakteristik Asia. Ini adalah pertemuan para pemikir kreatif, pembuat film yang terus bersemangat, dan pecinta sinema yang penuh gairah. Saya berharap semua akan menyelami keajaiban penceritaan dan bergabung dengan kami dalam perjalanan sinematik untuk merayakan kemanusiaan Asia.

 Juga terima kasih untuk semua partner pendukung JAFF yang tahun ini terus konsisten mendukung penyelenggaraan JAFF. Cinema XXI dan KlikFilm yang terus konsisten menjadi venue pemutaran film kami. Kemendikbudristek, LPDP, Dana Indonesiana, Dinas Kebudayaan DIY dan Lembaga Sensor Film yang selalu memberi dukungan.  Dan juga terima kasih untuk semua partner pendukung kami tahun ini Netflix,  Asian Film Awards Academy, Hong Kong Economic and Trade Office, Qatar Years of Culture, Doha Film Institute, mylab+, Indonesiana Film, IndonesianaTV, LUMIX, Bioskop Online, Viu, Vidio, Disney Hotstar,Jogja Film Academy, KPU, Indonesian Cinematographers Society, Indonesian Film Directors Club, Servis Bahasa, thePUBLICIST, Laleilmanino Fantasy Unit, Visinema, ATM Productions, RK Studio, Citranet, Citraweb, teman-teman di Jogja Festivals dan tak lupa para Sahabat Hanoman yang menjadi pendukung festival ini.

Mari terus tumbuh bersama dan memperkuat identitas Asia kita melalui sinema!